Ahad 29 Dec 2024 07:12 WIB

Beragam Fitnah Menjelang Kiamat, Umat Islam Berperang Satu Sama Lain

Kebenaran dan kebatilan bercampur menjadi salah satu fitnah besar jelang kiamat.

Ilustrasi Kiamat.
Foto: Freepik
Ilustrasi Kiamat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iman kepada hari akhir menjadi salah satu hal yang wajib diimani umat Islam. Kewajiban meyakini adanya hari kiamat bahkan menjadi salah satu unsur dalam Rukun Iman. Datangnya hari kiamat pun disertai berbagai tanda-tanda, baik berupa tanda-tanda yang kecil maupun tanda-tanda besar.

Ustaz Nizar Saat Jabal yang mengulas kitab Asyraath as-Saa'ah atau Kiamat Sudah Dekat karya Ketua Umum Bimbingan dan Penyuluhan di Masjidil Haram, Yusuf bin Abdullah al-Wabil, dalam salah satu kajian di Jakarta beberapa waktu lalu, menjelaskan, tanda-tanda kecil kiamat, terutama soal munculnya berbagai macam fitnah.

Baca Juga

Dalam konteks ini, fitnah dimaknai sebagai cobaan dan ujian yang dibenci, lalu dimutlakkan untuk segala hal yang dibenci atau berakhir dengannya sebuah dosa. Rasulullah SAW pernah bersabda, di antara tanda-tanda kiamat adalah munculnya fitnah besar, yang bercampur di dalamnya kebenaran dan kebatilan.

Karena itu, iman akan menjadi goyah. Alhasil, banyak orang yang beriman pada pagi hari, kemudian kafir pada sore hari. Begitu juga orang beriman pada sore hari, tapi sudah menjadi kafir pada keesokan paginya. Fitnah-fitnah ini senantiasa muncul hingga hari kiamat. Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Abu Musa al-Asyari.

Kemudian, seperti diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW pun meminta umatnya untuk bersegera melakukan amal saleh sebelum datangnya fitnah-fitnah tersebut. Hal ini dilakukan agar umat Islam bisa terhindar dari fitnah  karena fitnah itu datangnya begitu cepat. Menurut Ustaz Nizar, fitnah-fitnah itu termasuk kemaksiatan-kemaksiatan yang saat ini dilakukan tanpa rasa malu.

"Kejahatan dan fitnah-fitnah itu semakin hari semakin terlihat dan terurai satu demi satu bentuknya. Fitnah itu termasuk kemaksiatan yang merajalela sekarang ini. Kejahatan dan pelanggaran terhadap hukum Allah semakin besar dan bahkan dianggap biasa. Maksiat dianggap sebuah hal biasa dan lumrah, sedangkan kebaikan dilihat sebagai keanehan,'' ujar Ustaz Nizar.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement