REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pakar dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad), Dina Sulaeman memandang Palestina saat ini sebagai front terdepan dalam melawan neokolonialisme global. Sementara, Israel menjadi benteng terakhir dari bentuk penjajahan baru tersebut.
"Palestina itu adalah front terdepan melawan neokolonialisme global, sementara Israel itu adalah benteng terdepannya neokolonialisme global," ujar Dina Sulaeman saat menjadi pembicara FGD di Kantor Republika.co.id, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024).
Menurut dia, Israel menjadi benteng terakhir neokolonialisme global karena Israel didirikan oleh kekuatan imperialis dunia, seperti Inggris, Prancis dan juga sekarang didukung oleh Amerika Serikat.
"Kita tahu bagaimana 80 persen persenjataan Israel itu disuplai oleh Amerika Serikat," ucap Dina.
Tidak hanya itu, menurut dia, berdirinya Israel itu juga didukung logistik bantuan dana dari perusahaan-perusahaan transnasional yang meraup keuntungannya dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia.
"Nah perusahaan-perusahaan transnasional ini ketika dia beroperasi di seluruh dunia termasuk di Indonesia itu kalau kita cek itu banyak merugikan sebenarnya banyak merugikan bangsa-bangsa yang menjadi tuan rumahnya gitu," kata Dina.
Artinya, lanjut dia, sebenarnya saat ini kita mengalami penjajahan ekonomi oleh kekuatan-kekuatan neokolonialisme global dan kekuatan kapitalisme global. Lalu, sebagian besar keuntungan itu digunakan untuk menopang Israel.
BACA JUGA: Serangan Hizbullah Paling Besar Paksa Jutaan Warga Israel Sembunyi, Ini Kata Pakar Militer
"Berarti membela Palestina sebenarnya membela kita sendiri. Sebenarnya memerdekakan kita sendiri dari dominasi ekonomi global ini," jelas Dina.
Setelah membela Palestina hingga Israel kalah, menurut dia, maka pada saat yang sama sebenarnya masyarakat Indonesia juga mengalahkan pilar-pilar penyangga Israel.
"Sehingga kita pun pada saat itu bisa menggunakan kekayaan alam kita sebesar-besarnya untuk kemamuran rakyat. Bukan lagi disedot dan diambil oleh perusahaan-perusahaan yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak luar," kata Dina.