Selasa 26 Nov 2024 00:19 WIB

Iran: Wanita di Gaza Palestina Hadapi Kekerasan yang Belum Pernah Terjadi

Wanita dan anak Gaza Palestina menderita kelaparan dan berbagai kezaliman Israel.

Seorang wanita berduka atas jenazah korban serangan udara Israel di luar rumah sakit di Deir al-Balah, Gaza, Minggu 17 November 2024.
Foto: AP Photo/Adel Kareem Hana
Seorang wanita berduka atas jenazah korban serangan udara Israel di luar rumah sakit di Deir al-Balah, Gaza, Minggu 17 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Kementerian Luar Negeri Iran menyerukan dunia untuk bertindak membela wanita dan anak perempuan Palestina di Gaza, yang tengah menghadapi serangan dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh rezim Israel.

Seruan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, melalui akun media sosial X pada Ahad (24/11) malam menjelang Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Wanita, sebuah peristiwa tahunan yang diakui oleh PBB pada 25 November.

Baca Juga

“Pada Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Wanita, kita diingatkan akan kekerasan ekstrem yang dihasilkan oleh penjajahan yang kejam selama puluhan tahun dan proyek penghapusan kolonial di Palestina yang diduduki,” kata juru bicara tersebut dalam unggahannya.

Ia menambahkan bahwa sungguh mengerikan melihat serangan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap wanita di Gaza, di mana puluhan ribu wanita dan anak perempuan telah dibunuh dan dilukai secara brutal.

“Ibu-ibu dan anak perempuan Gaza semuanya menjadi korban kelaparan dan mengalami pemindahan paksa berulang kali. Dunia harus bertindak untuk membela perempuan dan anak perempuan Palestina,” ujarnya.

Genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.211 warga Palestina sejak dimulainya serangan pada 7 Oktober 2023. Hampir 70 persen dari jumlah korban tewas tersebut adalah wanita dan anak-anak, menurut laporan dari Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada awal bulan ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement