Senin 25 Nov 2024 09:30 WIB

Mengenang Syekh Ahmad Surkati, Tokoh Penentang Diskriminasi Berdasarkan Nasab

Syekh Ahmad Surkati memilih tinggal di Nusantara untuk berdakwah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Diskusi dan bedah komik bertajuk Syekh Ahmad Surkati: Ulama Pejuang Kesetaraan Manusia di Perpustakaan Kota Bogor, Sabtu (23/11/2024).
Foto: Dok Al Irsyad
Diskusi dan bedah komik bertajuk Syekh Ahmad Surkati: Ulama Pejuang Kesetaraan Manusia di Perpustakaan Kota Bogor, Sabtu (23/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ahmad Surkati adalah ulama pejuang kesetaraan manusia yang mendirikan Al-Irsyad. Syekh Surkati dikenal sebagai ulama besar Makkah yang berasal dari Sudan, kemudian memilih tinggal di Nusantara untuk berdakwah.

Sejarawan Al-Irsyad, Ustaz Abdullah Batarfie menyoroti inti pemikiran Syekh Surkati yang berkisar pada prinsip kesetaraan universal, pendidikan modern, dan pembaruan pemikiran keagamaan.

Baca Juga

"Syekh Ahmad Surkati dikenal sebagai tokoh yang menentang diskriminasi berdasarkan nasab atau keturunan," kata Ustaz Batarfie saat diskusi dan bedah komik bertajuk Syekh Ahmad Surkati: Ulama Pejuang Kesetaraan Manusia di Perpustakaan Kota Bogor, Sabtu (23/11/2024)

Syekh Surkati mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang tidak bergantung pada garis keturunan, melainkan pada ilmu, amal, dan akhlak. Dalam salah satu syairnya, Syekh Surkati menyampaikan seperti ini.

"Kemuliaan bukan karena pakaian atau keturunan, tetapi karena ilmu dan adab."

Ustaz Batarfie mengungkapkan, prinsip tersebut diterapkan Syekh Surkati dalam institusi pendidikan yang didirikannya, di mana semua siswa diperlakukan setara tanpa memandang latar belakang sosial mereka.

Ustaz Batarfie juga menjelaskan bagaimana Syekh Surkati menolak budaya penghormatan berlebihan kepada guru hanya karena status keturunan, seperti membungkuk atau mencium tangan. Syekh Surkati lebih menekankan penghormatan berbasis adab dan keilmuan, yang menjadi fondasi pembentukan karakter generasi muda.

Ustaz Batarfie menerangkan, mengenai pendidikan modern dan integrasi keilmuan, Syekh Surkati sebagai pionir pendidikan Islam modern. Syekh Surkati memperkenalkan sistem madrasah yang menggabungkan pendidikan agama dan umum. Syekh Surkati percaya bahwa kedua jenis ilmu itu harus saling melengkapi untuk membangun masyarakat yang maju.

Dalam pengajaran kitab Bidayatul Mujtahid, Syekh Surkati mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan pandangan dalam fiqih. Syekh Surkati mendorong umat Islam untuk bersikap inklusif dan dialogis dalam menghadapi perbedaan, sebuah sikap yang relevan hingga kini.

Menurut Ustaz Batarfie, pendekatan tersebut menjadikan Syekh Surkati sebagai tokoh yang melampaui zamannya. 

"Syekh Surkati tidak hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang pemikir yang mengedepankan keadilan sosial dan kebersamaan," ujar Ustaz Batarfie.

Sejarawan Al-Irsyad ini menambahkan, menenai kritik terhadap tradisi yang tidak Islami, Syekh Surkati juga dikenal karena keberaniannya mengkritik tradisi-tradisi yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam, seperti praktik diskriminasi dalam kehidupan sosial dan keagamaan.

Di tempat yang sama, penulis komik, Ustaz Artawijaya menambahkan bahwa perjuangan Syekh Surkati terhadap kesetaraan juga tercermin dalam caranya mendidik kader-kader bangsa melalui organisasi seperti Jong Islamieten Bond. 

“Syekh Surkati bersama H Agus Salim dan Tuan Hasan, berhasil mencetak generasi muda yang kuat dalam keislaman sekaligus cinta terhadap negeri mereka," kata Ustaz Artawijaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement