REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara kebahasaan, dzikr--asal kata zikir--berarti 'mengingat.' Adapun secara istilah, zikir merupakan amalan yang berwujud kata-kata pujian kepada Allah SWT. Ini sejatinya bukan hanya ibadah lisan, melainkan juga batin.
Menurut pendapat ulama, zikir adalah penyebutan asma Allah di ucapan, dibenarkan dalam hati, dan diwujudkan dalam perbuatan.
Misalnya, tatkala seseorang yang menyebut subhanallah. Hatinya pun mesti berkeyakinan bahwa Allah Mahasuci. Tingkah lakunya juga diupayakan untuk senantiasa suci dari maksiat. Metode-metode berzikir ialah sendirian dan berjamaah. Berikut ini adalah beberapa keutamaannya.
Ikuti Sunah
Zikir dapat dilakukan baik dengan suara yang lirih maupun jelas secara bersama-sama. Dzikr jahar adalah salah satu amalan yang dicontohkan para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim mengutip perkataan Ibnu Abbas, “Sesungguhnya, mengeraskan suara ketika berdzikir selesai sholat wajib telah dilakukan sejak masa Rasululllah SAW.”
Syekh Ibnu 'Utsaimin, seperti dinukil Ustadz Abdul Somad dalam buku 37 Masalah Populer (2019), berpendapat, "Hukum mengeraskan suara dzikir setelah shalat wajib adalah sunah kecuali jika di samping Anda ada seseorang yang sedang menyempurnakan shalat. Jika Anda khawatir mengeraskan suara akan mengganggunya, jangan keraskan suara Anda."
Diliputi rahmat