REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Ahad (3/11/2024) menyatakan negaranya akan merespons serangan terbaru Israel ke wilayahnya, tetapi bentuk dan intensitas respons itu dapat berubah jika Israel menghentikan agresi di kawasan tersebut dan menyetujui gencatan senjata.
Pezeshkian menyampaikan hal tersebut dalam rapat kabinet di ibu kota, Teheran. Ia menjelaskan pemimpin dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa berjanji kepada Iran bahwa mereka akan mengumumkan gencatan senjata di Gaza jika Teheran menahan diri dari merespons pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok Palestina Hamas, pada Juli.
Menurut Pezeshkian, Israel berusaha memprovokasi perang dengan membunuh Haniyeh pada hari pertama pemerintahan kami bertugas.
Pezeshkian mengatakan Iran telah menahan diri berdasarkan saran sejumlah negara, dengan harapan tercapainya gencatan senjata dan penghentian pembunuhan terhadap wanita dan anak-anak yang tidak bersalah.
Menegaskan kembali niat Iran untuk merespons serangan Israel, Pezeshkian mengatakan: “Jika mereka mempertimbangkan kembali tindakan mereka, menyetujui gencatan senjata, dan menghentikan pembunuhan terhadap rakyat tertindas dan tak berdosa di kawasan ini, hal ini dapat memengaruhi jenis dan intensitas respons kami.”
Pada Sabtu, (26/10/2024), militer Israel mengumumkan telah melancarkan serangan selama empat jam ke Iran, yang dikonfirmasi oleh Iran dengan berhasil menggagalkan upaya entitas Zionis untuk menyerang beberapa titik di Teheran dan seluruh negara.