REPUBLIKA.CO.ID, Cyberbullying atau perundungan di dunia maya memiliki dampak yang besar kepada korban bahkan bisa berujung tindakan bunuh diri. Contoh cyberbullying antara lain flaming, sebagai tindakan seseorang mengirimkan pesan teks berisi kata-kata frontal dan penuh amarah. Secara umum tindakan flaming berupa provokasi, penghinaan, pengejekan, hingga menyinggung orang lain.
Jenis cyberbullying lainnya adalah cyberstalking seperti tindakan memata-matai, menggangu, dan pencemaran nama baik terhadap seseorang yang dilakukan secara intens. Dampaknya orang yang menjadi korban merasakan ketakutan besar dan depresi. Di Indonesia, besarnya penggunaan internet membuat potensi terjadinya perundungan digital juga kian membesar.
Alquran dalam telah mengisyaratkan orang-orang beriman tidak melakukan perundungan agar persaudaraan sesama Muslim tetap terjaga.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim. (Quran Surat Al Hujurat Ayat 11)
Ayat tersebut mengandung arti, setelah Allah menerangkan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara, ayat ini menjelaskan tuntunan agar persaudaraan itu tetap terjaga. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum, yakni kelompok pria, mengolok-olok kaum, yakni kelompok pria yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok.
Jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dengan ucapan, perbuatan atau isyarat, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang dinilai buruk oleh orang yang kamu panggil itu sehingga menyakiti hatinya.
Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah iman. Yakni seburuk-buruk panggilan kepada orang-orang mukmin adalah jika mereka disebut orang-orang fasik sesudah mereka dahulu disebut sebagai golongan yang yang beriman.
Siapapun yang tidak bertobat, setelah melakukan kefasikan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim kepada diri sendiri dan karena perbuatannya itu maka Allah menimpakan hukuman atasnya. (Tafsir Ringkas Kementerian Agama)
Dalam ayat ini menurut Tafsir Lengkap Kementerian Agama, Allah mengingatkan kaum mukmin supaya jangan ada suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi, mereka yang diolok-olok itu pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat dari mereka yang mengolok-olokkan.
Demikian juga di kalangan perempuan, jangan ada segolongan perempuan yang mengolok-olok perempuan yang lain karena boleh jadi, mereka yang diolok-olok itu pada sisi Allah lebih baik dan lebih terhormat daripada perempuan-perempuan yang mengolok-olok.
Allah melarang kaum mukmin mencela kaum mereka sendiri karena kaum mukmin semuanya harus dipandang satu tubuh yang diikat dengan kesatuan dan persatuan. Allah melarang juga memanggil dengan panggilan yang buruk seperti panggilan kepada seseorang yang sudah beriman dengan kata-kata hai fasik, hai kafir, dan sebagainya.
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih mengasihi dan sayang-menyayangi antara mereka seperti tubuh yang satu, jika salah satu anggota badannya sakit demam, maka badan yang lain merasa demam dan terganggu juga. (Riwayat Muslim dan Ahmad dari an-Nu‘man bin Basyir)