REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Taubat adalah kembali dari keadaan jauh dari Allah SWT menuju kepada kedekatan dengan Allah SWT. Sebagaimana diungkapkan Syekh Athaillah al-Iskandari al-Syadzili bahwa taubat itu ada dua.
Pertama, Taubat Inabah, seorang hamba bertaubat karena takut dari siksaan. Kedua, Taubat Istijabah, seorang hamba bertaubat karena rasa malu terhadap kedermawanan Allah SWT.
Taubat karena takut siksaan dapat dipahami taubat karena takut diazab dan masuk neraka. Motivasinya taubat karena takut neraka dan ingin masuk surga.
Taubat karena malu terhadap kebaikan Allah SWT dapat dipahami taubat karena merasa Allah SWT selalu memenuhi kebutuhannya sehingga malu jika tidak mendekatkan diri kepada Allah SWT, malu jika tidak mematuhi perintah Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sebab aku bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya setiap hari seratus kali." (HR Imam Muslim)
Diawalinya sabda Nabi Muhammad SAW ini dengan kata seruan, hal itu mengandung unsur menarik perhatian orang yang mendengar agar mau menaruh perhatian terhadap apa yang akan disampaikan kepadanya serta mencermati dan memahaminya. Kemudian, seruan diarahkan kepada manusia yakni seluruh manusia.