Jumat 18 Oct 2024 20:28 WIB

Ayat di Surah Yasin ini Ungkap Empat Fase Bulan Sesuai dengan Ilmu Astronomi

Bulan akan berbeda-beda jika dilihat dari bumi.

Bulan purnama terbit di atas patung perunggu berlapis emas berbentuk elang berkepala dua, lambang negara Rusia, yang dipasang di atas Menara Telegraf Museum State Hermitage di St. Petersburg, Rusia, Kamis malam, (23/5/2024).
Foto: AP
Bulan purnama terbit di atas patung perunggu berlapis emas berbentuk elang berkepala dua, lambang negara Rusia, yang dipasang di atas Menara Telegraf Museum State Hermitage di St. Petersburg, Rusia, Kamis malam, (23/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam ilmu astronomi disebutkan bahwa bulan berputar pada porosnya atau rotasi. Waktu yang diperlukan untuk satu kali rotasi sama dengan waktu yang diperlukan bulan berevolusi mengelingi bumi. Pada momen revolisi mengelilingi bumi, maka di sini bulan akan tampak terlihat berbeda-beda jika dilihat dari bumi tergantung pada fase perubahannya.

Bulan akan mengalamai empat fase yakni fase bulan mati yaitu di mana bulan tidak akan terlihat dari bumi dan terjadi pada awal bulan. Pasalnya, posisi bulan berada di antara bumi dan matahari. 

Baca Juga

Fase berikutnya adalah fase bulan sabit. Bulan akan terlihat di langit barat setelah matahari tenggelam. Kemudian berlanjut ke fase berikutnya bulan separuh dan yang terakhir fase bulan purnama.

photo
Seorang jamaah Tarekat Syattariyah mengecek ponselnya dengan latar bulan sabit, saat melakukan tradisi maniliak bulan (hilal), di Pantai Ulakan, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Ahad (03/4/2022). - (Antara/Iggoy el Fitra)

Revolusi bulan mengelilingi bumi selama 27 hari. Kemudian bulan juga bergerak berputar pada sumbunya atau disebut rotasi. Dan rotasi bulan juga berlangsung selama 27 hari.

Keteraturan-keteraturan tentang bulan tersebut sudah ada di dalam al-Quran Surah Yasiin ayat 39. Ayat tersebut berbunyi:

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā ‘āda kal-‘urjūnil-qadīm(i).

Artinya: (Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan (yang tua).

Pakar tafsir Alquran Prof Quraish Shihab dalam bukunya Yasin dan Tahlil menjelaskan tentang tafsir ayat tersebut. Menurut Quraish, ayat itu menjelaskan tentang  Maha Kuasa Allah dalam mengatur peredaran bulan sehingga tidak mendahalui siang.

Ayat tersebut memperlihat Maha Perkasanya Allah dalam menetapkan peredaran kadar dan sistem peredaran di manzilah-manzilahnya (yakni di posisi-posisi tertentu) sehingga bisa melihatnya pada awal kemunculan berbentuk sabit dari malam ke malam terus membesar hingga purnama lalu berangsur-angsur mengecil kembali.

Ayat itu, lanjut Quraish menjelaskan bahwa bulan tak akan menyimpang dari garis edarnya. Sebagaimana matahari yang juga tidak akan menyimpang dari garis edarnya. Menurut Quraish, bulan dan matahari tak akan berhenti dan keluar dari peredarannya sampai waktu yang ditetapkan oleh Allah yakni hari kiamat. Terus beredarnya bulan dan matahari agar sampai pada waktu yang ditetapkan.

Empat fase bulan menurut penjelasan astronomi juga telah terkandung dalam ayat 39 Surah Yasiin. Quraish menjelaskan pada mulanya bulan bagaikan tanda segar kemudian sedikit demi sedikit membesar dan menua, menguning, lalu melengkung hingga ketika mencapai manzilahnya yang terakhir ia kembali menjadi bagaikan tandan yang tua dan layu. 

Quraish menegaskan ayat tersebut mengajak manusia untuk memperhatikan alam di sekeliling kita. Surah Yasin ayat 33-40, katanya berbicara agar manusia sadar akan alam yang merupakan ciptaan Allah.

Tafsir tahlili dalam Quran Kemenag dijelaskan bahwa Allah telah menetapkan jarak tertentu bagi peredaran bulan. Sehingga pada setiap jarak tersebut mengalami perubahan baik dalam bentuk dan ukurannya maupun kekuatan sinarnya.

Oleh karena itu, tak ada alasan bagi manusia untuk mengakui kekuasaan Allah dan Kemahabesaran-Nya. Dia dapat mengatur segala yang ada di langit secara sempurna tampa berbenturan satu sama lain. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement