Selasa 08 Oct 2024 11:14 WIB

Taktik Licik Israel, Jadikan Pasukan PBB Perisai Manusia

IDF dilaporkan tengah mendirikan pangkalan operasi di dekat markas Unifil.

Sejumlah prajurit TNI mengikuti gelar personel dan perlengkapan Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) dan staf militer Unifil di lapangan Canti Dharma, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Kontingen Garuda sebanyak 1.234 personel yang terdiri dari delapan satgas akan mengemban tugas PBB dalam pemeliharaan perdamaian di wilayah Lebanon pada tahun 2019 hingga 2020. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA FOTO
Sejumlah prajurit TNI mengikuti gelar personel dan perlengkapan Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) dan staf militer Unifil di lapangan Canti Dharma, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Kontingen Garuda sebanyak 1.234 personel yang terdiri dari delapan satgas akan mengemban tugas PBB dalam pemeliharaan perdamaian di wilayah Lebanon pada tahun 2019 hingga 2020. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Tentara Penjajah Israel (IDF) dilaporkan tengah mendirikan pangkalan operasi di dekat markas misi Penjaga Perdamaian PBB di garis biru (perbatasan) di Lebanon Selatan. Pangkalan tersebut membahayakan pasukan penjaga perdamaian, kata seorang pejabat Unifil, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena situasi yang sensitif, lapor The Guardian.

Pasukan Sementara PBB di Lebanon (Unifil), yang dibentuk untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan setelah invasi Israel tahun 1978, menolak permintaan militer Israel untuk mengosongkan beberapa posisinya sebelum serangan darat. Setidaknya, ada lebih dari sepuluh ribu pasukan yang berasal dari 50 negara tergabung di Unifil. 

Baca Juga

Hizbullah mengatakan pihaknya tidak akan menargetkan pasukan Israel di dekat pangkalan tersebut. Kelompok pejuang bersenjata itu menuduh Israel menggunakan perisai manusia.

Sementara itu, Amerika Serikat menegaskan, pihaknya tidak ingin pasukan Unifil berada dalam bahaya dengan cara apa pun, termasuk diserang oleh Israel, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller pada Senin (7/10/2024).

Menurut Miller, misi tersebut memainkan peran penting dalam membangun keamanan Lebanon. Miller juga mengatakan, AS menilai bahwa operasi darat Israel di Lebanon sejauh ini masih terbatas karena pasukan Israel tampaknya siap memperluas serangan darat ke Lebanon selatan pada peringatan pertama perang Gaza.

Dia menambahkan bahwa Washington telah menjelaskan kepada Israel bahwa mereka ingin jalan menuju bandara Beirut terus dioperasikan.

 

Penolakan Unifil.. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement