REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bani Umayyah adalah dinasti pertama dalam yang mewarisi tampuk kepemimpinan Islam setelah berakhirnya masa khalifah ar-rasyidin. Berbeda dengan pemerintahan sebelumnya yang berpusat di Madinah dan Kufah, Bani Umayyah memusatkan pemerintahannya di Damaskus.
Itu merupakan kota yang terletak dipersimpangan dua peradaban besar, yakni Persia dan Romawi. Hal itu tidak terlepas dari posisi Mu'awiyah bin Abi Sofyan--khalifah pertama Bani Umayyah. Dia merupakan gubenur Damaskus pada masa pemerintahan sebelumnya.
Selain itu, Damaskus memang strategis secara ekonomi. Daerah ini merupakan kota pelabuhan yang penting. Di sinilah titik akhir sebelah barat Jalur Sutra.
Mu'awiyah bin Abi Sofyan bin Harb bin Umayyah menjadi khalifah ketika situasi perpolitikan sedang tidak stabil. Ada friksi dan perbedaan pendapat di antara para sahabat dalam upaya mengungkap pembunuhan Utsman bin Affan.
Selain itu, masih banyak pula pihak yang menyusup ke dalam barisan Muslimin. Tujuan para penyusup itu tak lain mengadu domba dan mengobarkan semangat permusuhan. Semua itu mencapai klimaks dengan meletusnya Perang Shiffin di antara Muslimin.
Salah satu efek domino perang saudara ini adalah lahirnya Syi'ah. Kalangan itu mencela Mu'awiyah bin Abi Sofyan ra dan mengultuskan Ali bin Abi Thalib ra.
Padahal sebagai ahlu sunnah wal jamaah, dalam memandang sejarah pahit ini kita dianjurkan agar tidak memilih salah satu pihak, untuk kemudian menyalahkan pihak lain. Sebab, Allah sendiri telah menyebutkan dalam Alquran, para sahabat adalah hamba-hamba yang diridhai-Nya. "Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha pada Allah."