REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- FIFA kembali melakukan standar ganda dengan membela Israel. Sebagaimana diketahui dunia, Israel melakukan penjajahan dan genosida terhadap Palestina, bahkan banyak negara menyatakan Israel telah melakukan kejahatan perang.
Ketua Lembaga Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Imam Addaruqutni menegaskan bahwa FIFA harus menunjukkan sportifitasnya dengan bersikap adil, FIFA jangan masuk dalam lingkaran politik.
"Saya kira konteks Israel dan dunia termasuk bola dunia itu soal kisaran politik, sekarang itu keputusan yang berkaitan dengan Israel termasuk juga sanksi-sanksi yang mungkin diterapkan (ke Israel) jika ada suatu pelanggaran kemudian tidak jadi diterapkan, itu juga sebuah keputusan politik," kata Imam kepada Republika, Jumat (4/10/2024).
Imam mengatakan, maka FIFA yang tidak menerapkan sanksi ke Israel juga termasuk dalam kisaran politik dunia. FIFA juga perlu diberikan satu pandangan-pandangan dari perserikatan sepak bola dunia yang lain, misalnya dari negara-negara lainnya. Hanya saja apakah ada negara atau pihak yang berani menegur dan memberi pandangan ke FIFA.
Menurut Imam, FIFA harus juga berdiri secara jernih dengan semangat olahraga. Karena FIFA itu adalah sebuah badan dunia tapi di bidang olahraga, maka sportifitas FIFA itu juga harus ditunjukkan. FIFA jangan masuk di dalam lingkaran politik.
"Kalau FIFA masuk lingkaran politik, apalagi dulu itu sudah ada isu yang berkembang tentang korupsi juga, sogokan juga, hal-hal seperti itu tidak sportif dalam konteks olahragaan," ujar Imam.
Ketua LHKI Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan, kepengurusan FIFA harus dikembalikan lagi kepada semangat awalnya. Sebab sekarang FIFA jangan sampai masuk di dalam satu aroma politisasi atau politik.
Ia menambahkan, PBB sendiri sudah mengultimatum perlunya Israel segera hengkang atau angkat kaki dari Gaza, Palestina. Sekarang saatnya FIFA kembali menjunjung tinggi sportifitas, jangan masuk dalam kisaran politik.
Sebelumnya, Israel kembali membuktikan statusnya sebagai anak emas FIFA. Induk olahraga sepak bola dunia itu memutuskan tidak jadi menjatuhkan skorsing terhadap federasi sepak bola Israel pada Kamis (3/10/2024). Sebagai gantinya, FIFA meminta penyelidikan disiplin atas kemungkinan diskriminasi yang dituduhkan oleh para pejabat sepak bola Palestina.