REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Brigade Syuhada al-Aqsa di Tepi Barat melaporkan konfrontasi hebat dengan pasukan penjajah Israel yang menyerbu kamp pengungsi Tulkarm, Kota Tua, dan kamp al-Ain di Nablus, Tepi Barat yang diduduki. Para pejuang melawan pasukan IDF yang menyerbu menggunakan tembakan senjata berat dan alat peledak, lapor Al-Mayadeen, Selasa (1/10/2024).
Dalam beberapa pernyataan, Brigade Syuhada mengonfirmasi bahwa beberapa alat peledak yang telah disiapkan sebelumnya diledakkan yang menargetkan tentara dan kendaraan militer Israel di Kota Tua Nablus dan Tulkarm. Pasukan negara teroris itu pun cedera.
Selain itu, sebuah buldoser militer dihancurkan oleh alat peledak yang kuat di lingkungan Al-Hamam di Tulkarm, sehingga tidak dapat dioperasikan. Serangan tersebut terjadi setelah pasukan penjajah juga menyerbu Tulkarm pada Selasa pagi. Laporan dari kantor berita Palestina, WAFA, menunjukkan masuknya delapan kendaraan militer bersama dengan dua buldoser berat. Pasukan tersebut berfokus pada lingkungan timur, khususnya di sekitar rumah sakit pemerintah dan infrastruktur lokal.
Buldoser memulai pembongkaran hingga merusak jalan utama di daerah tersebut. Konfrontasi yang intensif meletus saat pasukan pendudukan Israel berusaha membersihkan wilayah tersebut, dengan suara tembakan terdengar di seluruh wilayah itu.
Sebelas ribu warga ditahan
Penjajah Israel telah menahan 45 warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki dalam 24 jam terakhir setelah meluncurkan kampanye penangkapan yang luas di seluruh kota-kotanya. Dalam pernyataan bersama, Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan mengungkapkan bahwa lebih dari 11.000 warga Palestina telah ditahan sejak perang genosida Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.
Laporan tersebut juga menekankan penahanan banyak pekerja Palestina dan ribuan orang dari Gaza, dengan banyak individu masih hilang karena penghilangan paksa yang sedang berlangsung.
Organisasi-organisasi tersebut menunjukkan bahwa kampanye penahanan yang sedang berlangsung ini telah ditandai oleh insiden pembunuhan di luar hukum. Penjajah melakukan tembakan yang dilepaskan pada individu sebelum penangkapan. Mereka juga melakukan penganiayaan fisik yang parah, dan interogasi lapangan yang kejam.
Pasukan penjajah Israel juga melepaskan anjing polisi untuk menyerang tahanan atau menggunakan mereka sebagai tameng manusia dan sandera selama operasi penangkapan.
Rumah-rumah warga di Tepi Barat mengalami kerusakan. Israel melakukan penyitaan properti, kendaraan, uang, emas, dan perangkat elektronik, bersamaan dengan pembongkaran dan penghancuran rumah-rumah milik tahanan.
Penahanan ini merupakan bagian dari operasi militer yang lebih luas terhadap penduduk Palestina. Data mengenai penahanan ini mencakup individu yang saat ini ditahan dan mereka yang dibebaskan kemudian, yang menyoroti skala dan konsekuensi dari tindakan keras yang sedang berlangsung.