Selasa 24 Sep 2024 13:38 WIB

Imam di Missouri Disuntik Mati Sore Ini, Begini Perlawanan Umat Islam AS

Vonis mati dilakukan meski jaksa menilai ada kesalahan pembuktian.

Imam Marcellus
Foto: Republika.co.id
Imam Marcellus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di Amerika Serikat, mengintensifkan upayanya untuk menghentikan eksekusi terhadap Imam Marcellus “Khaliifah” Williams, yang akan dilaksanakan pada Selasa waktu setempat di Missouri. 

CAIR menargetkan 50.000 panggilan dan memberi pesan kepada Gubernur Missouri Mike Parson. CAIR mendesaknya untuk memberi grasi, memblokir eksekusi juga meringankan hukuman Williams.

Baca Juga

Lebih dari 35.000 orang telah menandatangani Peringatan Aksi CAIR. CAIR sekarang bertujuan untuk memobilisasi 50.000 suara untuk menyerukan keadilan. CAIR mendesak masyarakat untuk mengambil tindakan sebelum terlambat.

Imam Williams secara konsisten mempertahankan ketidakbersalahannya. Sementara itu, bukti DNA penting yang tidak cocok dengannya telah menimbulkan kekhawatiran serius tentang keadilan hukumannya, dikutip Republika di Jakarta dari laman CAIR pada 23 September waktu setempat. Dengan bukti baru yang signifikan dan kekhawatiran publik yang meluas, CAIR telah meminta gubernur untuk mengambil tindakan segera guna memastikan bahwa kesalahan yang tidak dapat diperbaiki tidak terjadi.

Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell mengatakan, pembiaran eksekusi tersebut tidak adil mengingat ada bukti kredibel tentang tidak bersalahnya imam William.  Dia menegaskan, Gubernur Parson memiliki kewenangan untuk mencegah eksekusi yang salah. 

"Kami meminta semua orang untuk bergabung dalam tindakan mendesak ini. Tidak seorang pun boleh dihukum mati ketika masih ada pertanyaan tentang kesalahan, terutama dalam kasus yang sarat dengan bias rasial dan kegagalan sistemik.”

Kasus Williams telah menarik perhatian pada kesenjangan rasial dalam kasus hukuman mati dan potensi hukuman yang salah, terutama terhadap orang kulit berwarna.

 

Vonis yang janggal.. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement