Selasa 24 Sep 2024 09:23 WIB

Demi Beras Sehat untuk Rakyat, Muhammadiyah Luncurkan Beasmu

Program ini dilatarbelakangi oleh masih maraknya penggunaan pestisida di petani.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petani merawat tanamannya di objek wisata Terasering Panyaweuyan, Argapura, Majalengka, Jawa Barat, Rabu (17/4/2024). Terasering Panyaweueyan merupakan agrowisata yang menawarkan pesona keindahan alam. Destinasi wisata di ketinggian 2000 mdpl ini terletak di salah satu lereng Gunung Ciremai. Kawasan wisata Panyaweuyan menyuguhkan hamparan pemandangan hijau di area perbukitan yang disusun secara berundak-undak dan tertata rapi. Pemandangan indah tersebut berasal dari tanaman perkebunan masyarakat seperti daun bawang, bawang merah, dan berbagai jenis sayuran.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petani merawat tanamannya di objek wisata Terasering Panyaweuyan, Argapura, Majalengka, Jawa Barat, Rabu (17/4/2024). Terasering Panyaweueyan merupakan agrowisata yang menawarkan pesona keindahan alam. Destinasi wisata di ketinggian 2000 mdpl ini terletak di salah satu lereng Gunung Ciremai. Kawasan wisata Panyaweuyan menyuguhkan hamparan pemandangan hijau di area perbukitan yang disusun secara berundak-undak dan tertata rapi. Pemandangan indah tersebut berasal dari tanaman perkebunan masyarakat seperti daun bawang, bawang merah, dan berbagai jenis sayuran.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Lazismu, meluncurkan program "Beasmu". Program itu bertujuan untuk memberdayakan petani lokal serta meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Jawa Barat.

Ketua PWM Jawa Barat, KH Ahmad Dahlan, menjelaskan, Beasmu merupakan bagian dari visi besar Muhammadiyah dalam abad kedua, yang menekankan pada konsep Islam berkemajuan. 

Baca Juga

Menurut dia, visi itu lahir dari kebutuhan untuk mengatasi masalah-masalah yang masih dihadapi umat dan bangsa. Seperti kemiskinan, ketertinggalan, kebodohan, formalisme, serta tradisionalisme yang menghambat kemajuan."Sejak memasuki abad kedua, Muhammadiyah berkomitmen untuk terus membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat, terutama dari jeratan kemiskinan dan ketertinggalan,’’ kata Ahmad Dahlan, dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (24/9/2024).

Program Beasmu itu mengedepankan pengelolaan hasil panen yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, terutama di pedesaan. Selain itu, program tersebut mendorong pemanfaatan potensi sumber daya alam, seperti sawah. Dengan demikian, masyarakat dapat memperbaiki taraf hidup mereka melalui pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. 

Muhammadiyah, lanjut Ahmad Dahlan, selalu hadir sebagai solusi atas berbagai permasalahan masyarakat. Salah satunya melalui pembentukan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), yang berperan penting dalam menyentuh segmen-segmen sosial yang membutuhkan pemberdayaan.

Sarasehan Panen Raya Padi Sehat, yang dilakukan belum lama ini, menunjukkan salah satu bentuk sinergi antara MPM dan Lazismu Jawa Barat. "Hasil panen akan dikelola dengan baik dan dipasarkan untuk mendukung ketahanan pangan,’’ ucap dia.

Ketua Lazismu Jawa Barat, Chafid Sefriyadi, mengungkapkan, latar belakang program itu berangkat dari dominasi beras non-organik di Indonesia yang diproduksi dengan pupuk dan pestisida kimia. 

"Beas dalam bahasa Sunda berarti beras, sedangkan Mu adalah singkatan dari Muhammadiyah. Program ini bertujuan untuk memberdayakan petani di Jawa Barat sekaligus menyediakan beras sehat yang terjangkau bagi masyarakat,’’ jelas Chafid.

Chafid juga menambahkan, program Beasmu tidak hanya berfokus pada pemberdayaan petani dan produksi beras sehat, tetapi juga memberikan edukasi terkait zakat pertanian. 

"Kami ingin mengedukasi petani tentang pentingnya zakat pertanian sebagai bagian dari kewajiban agama sekaligus cara untuk membantu kesejahteraan masyarakat sekitar,’’ kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement