Sabtu 21 Sep 2024 06:43 WIB

Memahami Makna Hidayah

Dengan hidayah, manusia bisa memilah antara kebaikan dan keburukan.

ILUSTRASI Memahami makna hidayah
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang dikatakan telah mendapatkan hidayah dari Tuhan ketika ia berubah sikap atau berhenti sebagai pencuri atau profesi apapun yang tercela. Agar pemahaman kita benar tentang hidayah ini, kita sebagai seorang Muslim harus memahami bahwa hidayah dalam Alquran sedikitnya mempunyai tiga makna.

Pertama, hidayah al-khalqi, yaitu hidayah yang datang bersama penciptaan manusia. Yang dimaksud dalam hidayah ini adalah akal manusia yang memiliki kemampuan untuk berfikir dan memahami sesuatu.

Baca Juga

Melalui akalnya inilah manusia memiliki kebebasan berkehendak atau memilih. Bersamaan dengan diberinya hidayah ini, Allah SWT juga memberikan potensi baik dan buruk pada manusia sebagai konsekuensi kebebasan berkendak atau memilih.

Seperti dalam firman-Nya pada surah as-Syams ayat 8, “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."

Makna hidayah ini bahwa manusia diberi kemampuan mengenal dan membedakan kebaikan dan keburukan. Kemampuan ini sesungguhnya diberikan Allah SWT kepada semua manusia melalui kecerdasan intelektualnya maupun melalui informasi dari para Nabi dan Rasul Allah.

Mari kita perhatikan firman-Nya dalam surah Fushshilat ayat 17, "Dan adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu, maka mereka disambar petir sebagai azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan."

Terhadap kaum Tsamud, mereka telah diberi petunjuk untuk mencapai jalan kebaikan dengan mengutus Nabi Saleh. Sebagai bukti kebenaran risalahnya, kepada Nabi Saleh diberi mukjizat berupa unta yang tidak boleh disembelih, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan atau kesesatan yang disebabkan kebutaan mata hati, daripada petunjuk yang telah disampaikan itu. Maka, mereka disambar petir dan halilintar sebagai azab.

Disambung dengan surah Maryam ayat 36, "Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu maka beribadalah kepada-Nya. Inilah jalan yang lurus."

Dengan uraian di atas, semoga kita bisa memperoleh hidayah menuju jalan yang lurus.

sumber : Hikmah Republika oleh Aunur Rofiq
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement