Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa setelah vonis penentuan seseorang masuk neraka maka mereka sudah memperoleh perlakuan yang keras, tegas, tanpa belas kasih, dan terhinakan. Kondisi ini sejatinya adalah balasan dari perbuatan di dunia yang sudah mereka ketahui konsekuensinya. Hanya karena faktor keengganan dan juga kesombongan sehingga mereka menolak semua informasi tentang akibat suatu perbuatan buruk di akhirat.
Sejatinya, mereka menyadari bahwa telah datang kepadanya penyeru-penyeru kebaikan yang membawa informasi kebenaran, baik dalam bentuk kabar gembira maupun peringatan (tabsyir dan inzar), tetapi karena mereka mendustakan hal itu, maka dengan tegas semua informasi ancaman yang pernah diberikan sebelumnya pada saatnya kemudian diwujudkan secara nyata. Di dalamnya telah dirancang berbagai jenis hukuman sesuai dengan kadar kesalahan seseorang ketika hidup di dunia.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa semua unsur dalam neraka merupakan sumber hukuman, mulai dari proses entri, tempat, perlengkapan, perlakuan, konsumsi, semuanya memberi ketidaknyamanan bahkan penderitaan, dan perlakuan itu bersifat terus menerus berkepanjangan. Gambaran jelas tentang bagaimana mereka melecehkan ayat-ayat Allah di dunia lalu didamparkan dalam siksaan di neraka berkepanjangan dapat dipahami dari rangkaian ayat-ayat berikut.
Orang-orang yang kufur berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan (mereka)." (QS Fussilat Ayat 26)
Sungguh, Kami pasti akan menimpakan azab yang keras kepada orang-orang yang kufur itu dan sungguh, Kami pasti akan membalas mereka dengan seburuk-buruk balasan (atas) apa yang telah mereka kerjakan. (QS Fussilat Ayat 27)
Itulah neraka, balasan (bagi) musuh-musuh Allah. Mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.(QS Fussilat Ayat 28)
Ikuti Whatsapp Channel Republika