Jumat 20 Sep 2024 15:00 WIB

Ketika Kampus Muhammadiyah Diminta Buka Jurusan Pendidikan Kristen

Beberapa kampus menjadi tempat mayoritasnya Krismuha, Kristen Muhammadiyah.

ILUSTRASI Kampus Muhammadiyah
Foto: muhammadiyah,
ILUSTRASI Kampus Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 170 unit perguruan tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah (PTMA) yang tersebar di seluruh Indonesia berperan dalam mendidik generasi muda, tanpa memandang identitas agama. Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Agung Danarto menuturkan sebuah kisah unik terkait peran PTMA di tengah masyarakat mayoritas non-Muslim. Ia mencontohkan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong di Papua Barat Daya.

Menurut Agung, keberadaan UNIMUDA--demikian kampus itu disebut--sangat diterima oleh penduduk setempat, yang kebanyakan adalah umat Nasrani. Bahkan, beberapa tokoh agama tersebut mengusulkan kepada Muhammadiyah agar membentuk sebuah jurusan baru di sana, yakni Pendidikan Agama Kristen.

Baca Juga

Sebab, lanjut dia, para pengusul ini merasa daerahnya perlu melahirkan guru-guru agama Kristen. Di samping itu, anak-anak muda setempat yang ingin memilih profesi tersebut tidak jauh-jauh belajarke luar Sorong. Mengenai dosen atau tenaga didik jurusan itu, mereka mengaku siap menyediakannya.

"Ini permintaan yang membuat kami di Muhammadiyah agak 'masygul,'" kata Agung Danarto dalam sambutan acara "Kick Off Pendistribusian Program Beasiswa Sang Surya" di Pusat Dakwah PP Muhammadiyah Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Ketika para pengusul itu ditanya balik, mengapa jurusan itu tidak dibentuk saja oleh kampus-kampus keagamaan Kristen setempat. Dengan nada getir, lanjut Danarto, mereka justru curhat.

"Jangankan memikirkan itu. Membersihkan rumput di halaman gereja saja tidak begitu diurus," ujar dia menirukan kata-kata para pengusul tersebut.

Bagaimanapun, usulan tersebut mencerminkan bahwa PTMA tidak hanya bermanfaat bagi warga Muhammadiyah atau kaum Muslimin, melainkan juga masyarakat umum. Lebih-lebih di daerah yang minoritas Muslim, menurut Danarto, PTMA menjadi tempat bagi Krismuha untuk tumbuh dan berkembang.

"Krismuha, Kristen Muhammadiyah," katanya.

Istilah ini sempat ramai diperbincangkan pada bulan Mei 2023, tepatnya sejak peluncuran buku Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan. Karya ini ditulis oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq.

UNIMUDA sendiri merupakan sebuah contoh PTMA yang Krismuha. Sebab, lebih dari 79 persen mahasiswanya beragama Kristen dan Katolik, bukan Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement