REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir dalam agama Islam yang diutus oleh Allah SWT sebagai penutup para nabi dan rasul.
Beliau tidak hanya menyebarkan ajaran tauhid (keesaan Allah), tetapi juga membangun masyarakat berdasarkan nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan persaudaraan.
Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok yang memiliki akhlak yang sangat mulia, yang disebut dalam Alquran sebagai "uswatun hasanah" atau teladan yang baik. Nabi Muhammad juga memimpin umat Islam dalam berbagai aspek, termasuk dalam hal ibadah, sosial, politik, dan ekonomi, dengan mendirikan negara Islam pertama di Madinah.
Ajaran dan teladan hidupnya, yang dikenal sebagai sunnah, menjadi pedoman hidup bagi umat Islam di seluruh dunia. Karena itu, tak heran jika Nabi Muhammad mendapatkan banyak pujian, tidak hanya dari umat Islam tapi juga dari tokoh-tokoh agama di luar Islam.
Bahkan, penulis The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, Michael H. Hart dalam bukunya menempatkan Nabi Muhammad SAW di posisi pertama dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia.
Hart menulis: “My choice of Muhammad to lead the list of the world's most influential persons may surprise some readers and may be questioned by others, but he was the only man in history who was supremely successful on both the religious and secular levels.”
(Pilihan saya menempatkan Muhammad sebagai orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan dipertanyakan oleh lainnya, tetapi dia adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil di bidang agama dan sekuler).
Selain mendapat pujian dari Michael H. Hart, Nabi Muhammad juga dipuji oleh tokoh agama Hindu dan Pemimpin Gerakan Kemerdekaan India, Mahatma Gandhi. Gandhi pernah berkata tentang Nabi Muhammad setelah mempelajari kehidupannya:
“I wanted to know the best of one who holds today an undisputed sway over the hearts of millions of mankind... I became more than ever convinced that it was not the sword that won a place for Islam in those days in the scheme of life. It was the rigid simplicity, the utter self-effacement of the Prophet, the scrupulous regard for pledges, his intense devotion to his friends and followers, his intrepidity, his fearlessness, his absolute trust in God and in his own mission. These and not the sword carried everything before them and surmounted every obstacle.”
(Saya ingin tahu tentang orang yang paling berpengaruh atas hati jutaan manusia. Saya semakin yakin bahwa bukan pedang yang memenangkan Islam. Itu adalah kesederhanaan yang ketat, penghapusan diri sepenuhnya dari sang Nabi, kepatuhan ketat pada janji-janji, pengabdian yang luar biasa kepada teman-teman dan pengikutnya, keberaniannya, keberanian yang luar biasa, kepercayaan penuhnya kepada Tuhan dan misinya. Hal-hal inilah, bukan pedang, yang menaklukkan segalanya dan mengatasi setiap rintangan).
Sejarawan dan Filsuf Skotlandia, Thomas Carlyle dalam bukunya On Heroes, Hero Worship and the Heroic in History juga menulis tentang Nabi Muhammad SAW dengan penuh kekaguman, terutama karena kesederhanaan dan keteguhan hatinya:
“The lies (Western slander) which well-meaning zeal has heaped round this man (Muhammad) are disgraceful to ourselves only.”
(Kebohongan-kebohongan (fitnah Barat) yang ditimpakan kepada orang ini (Muhammad) hanya memalukan diri kita sendiri).
Carlyle juga menyebut Nabi Muhammad sebagai “a silent great soul” (jiwa besar yang pendiam).
Penulis dan Aktivis Sosial Inggris, Annie Besant dalam bukunya The Life and Teachings of Muhammad, menulis:
“It is impossible for anyone who studies the life and character of the great Prophet of Arabia, who knows how he taught and how he lived, to feel anything but reverence for that mighty Prophet, one of the great messengers of the Supreme.”
(Tidak mungkin bagi siapa pun yang mempelajari kehidupan dan karakter Nabi besar dari Arab, yang mengetahui bagaimana dia mengajar dan bagaimana dia hidup, merasakan apa pun selain rasa hormat kepada Nabi yang agung itu, salah satu utusan besar dari Yang Maha Tinggi).
Pujian-pujian ini mencerminkan penghargaan terhadap Nabi Muhammad SAW dari tokoh-tokoh dunia non-Muslim, yang menilai beliau berdasarkan pengaruh besar dalam sejarah, akhlak, serta misi kemanusiaannya.