Kamis 12 Sep 2024 23:20 WIB

400 Anak di Malaysia Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual, Al-Arqam Disebut Dalangnya

Pengikut Al-Arqam diduga masih melakukan aktivitas

Bendera Malaysia (ilustrasi). Pengikut Al-Arqam diduga masih melakukan aktivitas
Foto:

Razarudin mengatakan kepada wartawan bahwa banyak dari anak-anak yang diselamatkan bukanlah anak yatim piatu, seperti yang diklaim sebelumnya, melainkan anak-anak anggota GISBH yang ditempatkan di panti-panti tersebut sebagai bagian dari upaya indoktrinasi.

“Dari apa yang kami kumpulkan, modus operandi GISBH adalah mengeksploitasi anak-anak ini untuk mendapatkan keuntungan finansial sambil mengindoktrinasi mereka dengan ajaran agama yang menyimpang,” kata Razarudin, dan menyebut penggunaan sentimen agama oleh kelompok ini untuk mendapatkan simpati publik ”sangat berbahaya.”

Tuduhan pelanggaran telah membayangi GISBH selama bertahun-tahun - sejak 2011, lebih dari 40 pengaduan telah diajukan terhadap mereka, menurut catatan polisi.

“Untuk saat ini, anak-anak yang diselamatkan ditampung di Pusat Pelatihan Kepolisian Malaysia, di mana mereka menjalani pemeriksaan kesehatan dan dokumentasi,” kata Razarudin kepada BeritaBenar.

Tuduhan dibantah

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, GISBH mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk mematuhi hukum.

“Tuduhan-tuduhan ini tidak berdasar, jahat, dan dimaksudkan untuk menciptakan persepsi negatif terhadap GISB Holdings Sdn. Bhd,” ujar juru bicara Mokhtar Tajuddin dalam sebuah pernyataan. “Kami berkomitmen penuh untuk mematuhi hukum dan mendukung upaya pemerintah dalam pembangunan bangsa.”

Menteri Agama Mohd Na'im Mokhtar sebelumnya telah memperingatkan agar tidak ada kegiatan yang menyimpang dari ajaran Islam, menyusul klaim di media sosial yang menyatakan bahwa GISBH mempromosikan kepercayaan yang menyimpang.

“Ini adalah masalah serius yang mempengaruhi fondasi keimanan kita,” kata Mohd Na'im dalam sebuah pernyataan pekan lalu.

“Setiap kegiatan yang dapat menyebabkan kesesatan umat Islam harus segera dilaporkan kepada pihak berwenang.”

Kementerian Perempuan, Pengembangan Keluarga dan Masyarakat dan Kementerian Agama tidak segera menanggapi permintaan komentar dari BeritaBenar.

Sementara itu, Ahmad Fauzi Abdul Hamid, seorang profesor ilmu politik di Universiti Sains Malaysia yang telah banyak menulis tentang Al-Arqam, mempertanyakan penargetan GISBH.

Ahmad Fauzi mengatakan bahwa meskipun sekte tersebut telah terbukti mempromosikan ajaran yang menyimpang, GISBH mungkin tidak secara langsung terkait dengan hal tersebut.

“Global Ikhwan sebenarnya bukan berasal dari Darul Arqam, melainkan sebuah kelompok sempalan,” kata Ahmad Fauzi kepada BeritaBenar, dengan menggunakan nama lain dari al-Arqam.

Dia mengakui bahwa meskipun beberapa anggota individu mungkin masih mengikuti ajaran lama, GISBH setuju pada tahun 2013 untuk meninggalkan praktik-praktik tersebut sebagai bagian dari kesepakatan dengan pemerintah.

“Jika beberapa anggota masih mengikuti cara-cara lama, maka sudah sepantasnya pemerintah mengambil tindakan,” katanya.

Sumber: benarnews

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement