REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang digelar di GOR Kadrie Oening Kota Samarinda tidak hanya menjadi ajang perlombaan tilawatil Quran, tapi juga mampu menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim).
Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Zayadi mengatakan penyelenggaraan MTQ Nasional ini telah memberikan dampak positif yang luas, termasuk pada sektor UMKM, kuliner, dan produk kreatif lainnya.
Karena itu, menurut dia, ajang sebesar MTQ tidak hanya memberi dampak spiritual, tetapi juga membantu masyarakat tuan rumah memperoleh manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
"MTQ Nasional ini menunjukkan bahwa acara keagamaan bisa menjadi kekuatan untuk membangkitkan ekonomi baru bagi masyarakat lokal," ujar Ketua Panitia Pelaksana MTQ Nasional ke-30 ini dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (11/92024).
Tidak hanya itu, kata Zayadi, MTQ Nasional juga menjadi ajang bagi provinsi-provinsi lain untuk memamerkan produk unggulannya melalui lebih dari 30 booth yang disediakan. Ia menjelaskan, acara ini menjadi tempat ideal untuk memperkenalkan produk-produk lokal kepada publik yang lebih luas.
"Melalui MTQ, kita bisa melihat bagaimana produk-produk lokal dari berbagai provinsi mampu bersaing dan mendapatkan perhatian nasional," ucap dia.
Kegiatan yang berlangsung 8-15 September ini turut menghadirkan Expo dan Pameran Halal Food yang menampilkan lebih dari 200 stan, 70 booth kuliner halal, serta 30 produk unggulan dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Zayadi, ajang MTQ Nasional bukan sekadar kompetisi keagamaan terbesar di Indonesia, tetapi juga momentum penting untuk menggerakkan ekonomi daerah yang menjadi tuan rumah MTQ.
"Kami melihat peran strategis MTQ dalam meningkatkan sektor ekonomi lokal, khususnya di Kalimantan Timur. Selain sebagai syiar Alquran, MTQ ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mempromosikan dan mengembangkan produk-produk unggulan daerah mereka," kata Zayadi
Dia menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada masyarakat Kaltim yang telah mendukung penyelenggaraan MTQ Nasional kali ini dengan sangat baik. Ia berharap, gerakan ekonomi kreatif yang tercipta selama MTQ dapat terus berkembang bahkan setelah acara berakhir.
"MTQ ini hanya permulaan, semoga kolaborasi antara pelaku UMKM, pemerintah, dan masyarakat akan terus terjalin sehingga ekonomi kreatif Kalimantan Timur dapat tumbuh lebih pesat," ujar Zayadi.
Pelaku UMKM Raup Keuntungan Berlipat
Salah satu Pelaku UMKM asal Samarinda yang merasakan dampak ekonomi dari perhelatan MTQ ke-30 ini adalah Fadliyah Alaydrus (46). Pemilik usaha roti maryam dengan brand “Acil Ipad” ini mengaku mendapat keuntungan hingga Rp 2 juta setelah pembukaan Expo Pameran Seni Antarbangsa dan Halal Food yang digelar bersamaan dengan ajang tersebut.
Fadliyah setiap harinya menyiapkan adonan roti maryam seberat tiga kilogram dan memproduksi sembilan paket roti maryam dengan omzet harian berkisar Rp 300-500 ribu. Pada saat MTQ berlangsung, pendapatan usahanya pun melonjak drastis.
“Sebelum ada MTQ, dalam sehari saya hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp 300-500 ribu, tapi setelah pembukaan Expo kemarin, keuntungan saya bisa mencapai Rp 2 juta per hari,” ucap dia.
Hal serupa juga dirasakan penjual suvenir khas Kaltim, Wahyudi (28). Bahkan, ia berhasil meraup omzet Rp 5 juta dalam sehari. Pemilik toko “Aci Baru” ini mengaku merasakan dampak ekonomi dari gelaran akbar MTQ Nasional.
Di lokasi MTQ, Wahyudi menjual berbagai kerajinan khas daerah, mulai dari manik-manik, anjat, ulap doyo, sarung Samarinda, batik, mandau, sumpit, tas, hingga gelang khas Kalimantan Timur. Keuntungan tunai yang diperolehnya bisa mencapai Rp 3 juta, sedangkan dari transaksi QRIS dapat mencapai Rp 1-2 juta.
“Sejak tanggal 6 kemarin, sebelum Pameran Expo dibuka pada tanggal 8, dalam sehari saya bisa mendapatkan penghasilan penjualan sekitar Rp 5 juta,” kata Wahyudi.