Senin 02 Sep 2024 18:24 WIB

Protes Keras RS Medistra Soal Jilbab, Siapa Diani? Kakeknya Tokoh Utama Muhammadiyah

Dr Diani Kartini melayangkan protes terhadap RS Medistra

Diani Kartini
Foto: Dok Pri
Diani Kartini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis bedah onkologi senior di RS Medistra Jakarta Selatan Diani Kartini memutuskan keluar dari institusi tersebut, pada Sabtu 31 Agustus 2024.

Langkah keras tersebut sebagai protes lantaran tempat dia bekerja selama 10 tahun tersebut, diduga kuat membatasi perawat dan dokter umum Muslimah mengenakan hijab. Surat protes yang dia tulis pun viral di media sosial.

Baca Juga

Siapa sosok dr Diani hingga berani lantang bersuara? Ternyata dr Diani lahir dari keturunan yang bukan sembarangan. Aktivis muda Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya, menjelaskan siapa sebenarnya dr Diani.

Dr Diani adalah putri dari Mudrick M Sangidu, salah satu tokoh Muhammadiyah di Solo, yang dikenal kritis dengan penguasa. Mudrick sendiri adalah sosok yang menginisiasi berdirinya Mega Bintang, gerakan yang diciptakan pada zaman Orde Baru oleh simpatisan PDI-pro Megawati dan pendukung PPP untuk melawan "kuningisasi" dan memperjuangan demokrasi di Indonesia.

Dari jalur sang ayah, menurun darah pergerakan Muhammadiyah yang sangat kental. Kakek dr Diani, alias ayah dari Mudrick adalah Kiai Haji Muhammad Sangidu, yang dikenal sebagai Kanjeng Raden Penghulu Haji (K R P H ) Muhammad Kamaluddiningrat (1883–1980) adalah Kepala Penghulu[a] Kesultanan Yogyakarta ke-13 yang dilantik pada 1914 untuk menggantikan penghulu sebelumnya, K R P H Muhammad Khalil Kamaluddiningrat.

Dikutip dari wikipedia, Sangidu merupakan kerabat Ahmad Dahlan dan menjadi pendukung organisasi Muhammadiyah yang didirikan Dahlan.

Dia dikenal sebagai pemegang stamboek (kartu anggota Muhammadiyah) pertama, karena merupakan anggota pertama organisasi Muhammadiyah. Selain itu, dia adalah sosok yang mengusulkan nama "Muhammadiyah" kepada Dahlan.

Karena itulah, Mustofa meyakini keberanian lantang dan bersuara ke publik diwarisi dari keluarga besarnya. “Ya kemungkinan besar diperoleh dari keberanian dan darah pergerakan keluarga besarnya,” kata dia kepada Republika.co.id., Selasa (2/9/2024).

Mustofa menjelaskan, segenap keluarga besar Muhammadiyah memberikan dukungan penuh kepada dr Diani. Mustofa menuturkan, informasi yang dia terima bahkan mantan Umum Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin, telah berkomunikasi dengan dr Dian memberikan dukungan moral.

Mustofa mengatakan, pembatasan jilbab oleh siapapun atau instansi manapun adalah bentuk nyata dari Islamofobia. Apalagi diberlakukan di ruang publik. “Saya rasa bentuk Islamofobia yang tak beralasan karena diberlakukan di ruang pelayanan publik,” tutur dia.

Dia berharap agar RS Medistra benar-benar memperhatikan kasus ini dan permintaan maaf bukan berarti persoalan dibiarkan menguap begitu saja. “Minta maaf bukan berarti masalah selesai. Karena diduga banyak praktik serupa kan?,” tutur dia.

Halaman selanjutnya ➡️

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement