Jumat 30 Aug 2024 07:40 WIB

Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Ulama Pejuang dari Minang

Sosok Inyiak Canduang ini berjuang di ranah dakwah dan pendidikan.

Syekh Sulaiman ar-Rasuli
Foto:

Masih dalam bidang pendidikan, Syekh Sulaiman bersama dengan sejumlah ulama Kaum Tua di Canduang mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI).

Untuk diketahui, pada permulaan abad ke-20 di Minangkabau terjadi perseteruan pendapat antara Kaum Muda dan Kaum Tua. Golongan yang pertama menghendaki ijtihad dan mengarusutamakan pembaharuan agama, sedangkan golongan yang kedua ingin mempertahankan tradisi.

Syekh Sulaiman ar-Rasuli cenderung pada Kaum Tua. Pada 1928, dia bersama dengan dua orang sahabatnya—Syekh Abbas Ladang Lawas dan Syekh Muhammad Jamil Jaho—mendirikan at-Tarbiyah. Lembaga itu dimaksudkan sebagai organisasi yang memayungi sekolah-sekolah agama di Sumatra Barat yang berafiliasi dengan Kaum Tua.

Sebab, pada masa itu Kaum Muda juga mulai bergeliat dengan mendirikan berbagai lembaga pendidikan, semisal madrasah diniyah atau Sekolah Thawalib. Belakangan, tepatnya pada 1930, at-Tarbiyah menjelma menjadi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).

Bagaimanapun, ada kesamaan pandangan antara Kaum Tua dan Kaum Muda. Misal, seperti dipaparkan Buya Hamka dalam bukunya, Ayahku.

Antara Syekh Sulaiman dan Syekh Abdul Karim Amrullah (ayahanda Buya Hamka) sama-sama menyetujui persoalan harta pusaka Minangkabau. Bagi keduanya, perkara itu hanyalah soal harta musabalah yang akan mengikuti perkembangan zaman, sedangkan harta pencarian itulah yang dapat dibagi menurut kaidah hukum faraid (pembagian warisan).

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement