REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta peningkatan keamanan untuk putranya Yair Netanyahu, yang tinggal di Amerika Serikat. Pemimpin zionis itu takut akan pembalasan yang diantisipasi oleh Iran, media lokal melaporkan pada Selasa (27/8/2024),setelah pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu.
Yair yang berusia 33 tahun itu telah tinggal di Miami, Florida sejak April 2023. Dia tinggal di bawah perlindungan dinas keamanan internal rezim, Shin Bet, dengan biaya sekitar 680.000 dolar AS per tahun, demikian dilaporkan situs berita Israel, Walla.
Outlet berita online tersebut mengutip sumber anonim yang dekat dengan perdana menteri, yang menyatakan bahwa Yossi Shelley, direktur jenderal kantor perdana menteri, baru-baru ini didekati oleh Komite Penasihat Shin Bet untuk Security Service. Mereka ingin meninjau keamanan Yair atas permintaan Netanyahu, karena beberapa pihak berspekulasi bahwa tokoh dan aset Israel di luar negeri akan menjadi sasaran sebagai bagian dari pembalasan Iran.
Komite penasihat tersebut meminta materi intelijen untuk menjustifikasi peningkatan keamanan, sumber tersebut menambahkan. Amerika Serikat siap untuk membela “Israel” jika terjadi serangan Iran, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada Selasa. Kirby mengacu pada operasi pembalasan Iran yang bersumpah untuk menanggapi pembunuhan martir Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu.
Berbicara dengan Israel Channel 12, Kirby mengatakan bahwa Washington menanggapi retorika Iran dengan serius. Meski demikian, Kirby mengungkapkan, sulit untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya pembalasan.
“Kami percaya bahwa [Iran] masih memiliki postur dan siap untuk melancarkan serangan jika mereka ingin melakukannya, itulah sebabnya kami memiliki kekuatan yang ditingkatkan di wilayah tersebut,” katanya kepada outlet berita tersebut.
Menyusul pembunuhan Haniyeh oleh Israel selama kunjungan resminya ke Teheran, Washington tidak mengutuk serangan tersebut atau mengkritik pelanggaran kedaulatan dan keamanan Republik Islam.
“Pesan kami kepada Iran konsisten, telah dan akan tetap konsisten. Pertama, jangan lakukan itu. Tidak ada alasan untuk meningkatkan hal ini,” kata Kirby tanpa menyebutkan agresi Israel.“Tidak ada alasan untuk memulai semacam perang regional habis-habisan. Dan nomor dua, kami akan siap untuk membela Israel jika hal itu terjadi,” lanjutnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer AS telah meningkatkan kehadirannya di Timur Tengah dalam upaya untuk menghalangi serangan baru yang besar oleh Iran atau sekutunya, mengirimkan kelompok serangan kapal induk Abraham Lincoln untuk menggantikan kelompok serangan kapal induk Theodore Roosevelt.
Hizbullah pada Ahad lalu melakukan “respon awal” terhadap pembunuhan komandan militer seniornya, Sayyed Fouad Shokor, oleh Israel bulan lalu di Beirut.