Imam Syafii menjelaskan, sebaiknya sholat dhuha yang lebih dari dua rakaat dilakukan dengan melaksanakan dua rakaat dipisahkan dengan salam. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abu Dawud dari Ummu Hani. Bahwa Rasulullah SAW sholat dhuha delapan rakaat pada penaklukan Makkah. Tiap dua rakaat beliau mengucapkan salam.
Adapun waktu pelaksanaan sholat dhuha adalah sejak matahari naik hingga condong ke barat. Tapi lebih utama adalah setelah seperempat siang. Imam Muslim dan lainnya meriwayatkan bahwa Zaid bin Arqam berujar, “Nabi berangkat meninggalkan Quba saat warganya mengerjakan shalat dhuha. Beliau juga bersabda, ‘Sholat para awwabin adalah saat anak unta beranjak’."
Dalam hadits diriwayatkan dari Abu Dzar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى » أخرجه مسلم
"Pada setiap pagi, wajib bagi setiap anak Adam untuk bersedekah atas setiap persendian yang ada di tubuhnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap ajakan kepada kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Semua itu tercukupi dengan dua rokaat (sholat) dhuha." (HR Muslim)