Rabu 21 Aug 2024 09:54 WIB

IDF Tidak Berani Hadapi Hamas Langsung, Israel Bombardir Gaza Membabi-buta

Puluhan ribu warga sipil di Gaza wafat akibat kebiadaban Israel.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Asap mengepul akibat rudal yang ditembakkan dari Lebanon selatan, di Kiryat Shmona, Israel utara, Sabtu (13/7/2024). Militer Israel menyatakan bahwa pada 13 Juli telah mengidentifikasi ada sekitar 15 peluncuran rudal yang melintasi dari Lebanon ke Israel utara. Akibat jatuhnya pecahan peluru dari pencegat rudal, empat tentara Israel terluka - satu luka parah, satu luka sedang, dan dua lainnya luka ringan.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Asap mengepul akibat rudal yang ditembakkan dari Lebanon selatan, di Kiryat Shmona, Israel utara, Sabtu (13/7/2024). Militer Israel menyatakan bahwa pada 13 Juli telah mengidentifikasi ada sekitar 15 peluncuran rudal yang melintasi dari Lebanon ke Israel utara. Akibat jatuhnya pecahan peluru dari pencegat rudal, empat tentara Israel terluka - satu luka parah, satu luka sedang, dan dua lainnya luka ringan.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah meluncurkan kampanye militer bumi hangus di Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Israel Defense Forces (IDF) atau tentara Israel menghancurkan daerah padat pemukiman di Gaza, Palestina yang terkepung.

Tentara Israel tidak berani saling berhadapan secara langsung dengan pasukan Hamas pejuang kemerdekaan Palestina. Maka Israel melakukan serangan bom yang terus-menerus, sembarangan dan membabi buta ke wilayah Gaza.

Baca Juga

Akibatnya, puluhan ribu warga sipil di Gaza wafat, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita yang tidak bersalah dan tidak memegang senjata. Bombardir yang dilakukan Israel mengubah wilayah padat pemukiman menjadi puing-puing bangunan.

Dikutip dari laman TRT World, Rabu (21/8/2024), dijelaskan bahwa inti dari upaya Israel untuk memusnahkan Gaza dengan jumlah korban dari warga sipil yang mengejutkan adalah memang strategi Israel. Strategi itu berasal dari filosofi militer yang dikenal sebagai doktrin Dahiya. 

Doktrin Dahiya membuang setiap norma peperangan yang ditetapkan, kata para ahli dan analis. Dalam strategi ini, pasukan dengan sengaja menyerang infrastruktur sipil untuk memicu penderitaan di kalangan warga sipil.

"Inti dari doktrin Dahiya Israel adalah gagasan untuk menyebabkan kerusakan daripada akurasi (dalam pemilihan target)," kata Ahron Bregman yang bertugas di tentara Israel selama enam tahun dan sekarang menjadi dosen di King's College. Ia juga mantan asisten parlemen untuk Knesset.

"Itulah sebabnya setidaknya 40 persen bom yang dijatuhkan pesawat Israel di Gaza adalah bom bodoh," kata Ahron Bregman kepada TRT World, mengacu pada alat peledak yang jatuh bebas yang tidak memiliki sistem kendali dan karenanya sangat tidak akurat.

Ahron Bregman juga menjelaskan jumlah kematian warga sipil yang mengejutkan karena jumlahnya sangat banyak di Gaza, itu akibat Israel tidak memiliki niat nyata untuk melindungi warga sipil. Israel juga mencegah pengiriman bantuan kepada warga sipil yang terluka.

Beberapa target telah diserang hanya karena dianggap sebagai target bernilai tinggi tanpa ada hubungan yang diperlukan dengan perang. Contohnya Israel menyerang Universitas Islam Gaza, gedung parlemen, gedung pengadilan, perpustakaan, dan rumah sakit.

Israel bahkan menyerang ambulans. Ini adalah tingkat baru dari ketidakpedulian total Israel terhadap hukum humaniter internasional.

Sumber:

https://www.trtworld.com/middle-east/cheap-stupid-bombs-whats-the-dahiya-doctrine-in-israels-war-on-gaza-16332266

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement