REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi berkekuatan 5,2 M mengguncang Israel tengah dan utara, serta negara-negara sekitarnya, pada Senin (12/8/2024) malam waktu setempat yang dilaporkan media dan organisasi ilmiah Israel, tulis The Jerusalem Post (JP) Selasa.
Mengutip laporan Walla, JP mengungkapkan, gempa di Israel berkekuatan 5,2 skala Richter. Gempa itu terjadi pada kedalaman 10 km (6,21 mil), kata GFZ.
Di Salamiya, Suriah, sebuah kota sekitar 30 km (18,5 mil) sebelah timur kota Hama, warga bergegas keluar ke jalan-jalan yang gelap karena takut, kata Nasser Duyub, seorang pegawai negeri yang tinggal di sana. “Anak saya sedang tidur, saya tidak tahu bagaimana saya menariknya dan keluar rumah,” kata Duyub kepada Reuters.
Warga mengatakan mereka melihat balkon runtuh dan ambulans merawat orang-orang yang pingsan. Warga Suriah lainnya mengatakan bahwa mereka teringat kembali pada tahun 2023, ketika gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter menewaskan lebih dari 50.000 orang – sebagian besar di Turki tetapi ribuan orang juga tewas di Suriah utara. Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan luas di kedua negara.
Setidaknya 25 orang menderita luka ringan hingga sedang akibat terinjak-injak setelah gempa bumi, kata Direktur Kesehatan kota Hama di Suriah, Maher Younis, pada Selasa pagi. “Suaranya sama, seolah-olah keluar dari dalam bumi,” kata Umm Hamzah, seorang warga ibu kota Suriah, Damaskus. “Saya pusing seperti terakhir kali, tapi ketakutan saya lebih parah karena saya tahu apa yang terjadi pada gempa sebelumnya.”
Pertahanan sipil Suriah yang beroperasi di wilayah utara yang dikuasai oposisi di negara yang dilanda perang tersebut mengatakan bahwa mereka telah dikerahkan ke beberapa wilayah untuk menanggapi kemungkinan keadaan darurat, namun sejauh ini belum menerima laporan mengenai kerusakan apa pun.
Kantor berita Yordania melaporkan gempa susulan berkekuatan 3,9 kurang dari satu jam setelah gempa awal. Gempa bumi dirasakan tiga pekan lalu di kawasan Laut Mati dan Yerusalem. Sebelumnya, gempa bumi sebesar 3,8 M terjadi pada Maret.
Gempa ini terjadi di tengah ketegangan kawasan timur tengah karena ancaman Iran untuk menyerang Israel. Ancaman tersebut merupakan sebuah rencana pembalasan atas syahidnya mantan perdana menteri Palestina Ismail Haniyeh dan penasihat utama Pimpinan Hizbullah Hasan Nasrallah pada akhir Juli lalu.