Ahad 11 Aug 2024 21:30 WIB

Serangan Sekolah di Gaza, AS Didesak Hentikan Pasok Senjata Israel

Gaza Palestina akan terus dipertahankan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Warga Palestina berjalan melintasi puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina berjalan melintasi puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan mematikan Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza telah memicu seruan bagi Amerika Serikat (AS) untuk berhenti memberikan dukungan kuat bagi Israel, termasuk memasok senjata yang menurut para aktivis hak asasi manusia memicu kekejaman di daerah kantong Palestina tersebut.

Dilansir Aljazeera pada Ahad (11/8/2024), Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan lebih dari 100 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka pada Sabtu (10/8/2024) kemarin ketika Israel melancarkan serangan terhadap sekolah al-Tabin di Kota Gaza.

Baca Juga

"AS dan sekutunya mengklaim gencatan senjata sudah dekat. Namun yang dilihat warga Palestina hanyalah lebih banyak kematian, pengungsian, dan keputusasaan. Genosida terus berlanjut," tulis salah satu pendiri dan presiden Arab American Institute, James Zogby di media sosial.

“Sudah saatnya sandiwara ini diakhiri. Israel tidak menginginkan perdamaian atau gencatan senjata. Mengapa kita masih mengirim senjata ke Israel?," kata dia.

Pada Sabtu (10/7/2024) pagi, jurnalis CNN Allegra Goodwin mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa jaringan berita AS telah mengonfirmasi bahwa "bom berdiameter kecil GBU-39 buatan AS" digunakan dalam serangan mematikan Israel di sekolah al-Tabin. Al Jazeera tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut.

Serangan itu terjadi saat Presiden AS Joe Biden menghadapi tekanan publik selama berbulan-bulan untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel di tengah perangnya di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.700 warga Palestina sejak awal Oktober.

Israel menerima sedikitnya $ 3,8 miliar bantuan militer AS setiap tahunnya, dan Biden menandatangani bantuan tambahan sebesar $14 miliar kepada sekutu AS tersebut awal tahun ini.

Para aktivis HAM juga telah mendokumentasikan penggunaan senjata buatan AS oleh Israel dalam pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan hak asasi manusia, dan dengan cara yang tidak konsisten dengan hukum dan kebijakan AS selama perang.

Namun juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat (9/8/2024) kemarij bahwa Washington akan mengirimkan tambahan $3,5 miliar ke Israel untuk dibelanjakan pada senjata dan peralatan militer buatan AS.

Tercabik-Cabik

Lihat halaman selanjutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement