REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasan bin Ali wafat pada 28 Safar 50 Hijriyah atau bertepatan dengan 1 Apri 670 M, di Madinah al- Munawwarah. Putra Ali bin Abi Thalib itu meninggal dalam usia 45 tahun.
Mengutip buku Hasan dan Husain: The Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, seorang sahabat Nabi SAW Abu Hurairah menangis di dekat Masjid Nabawi, Madinah al-Munawwarah.
Sang periwayat banyak hadis itu berduka atas wafatnya Hasan. ”Wahai Muslimin, hari ini al-Hasan bin Ali, cucu kesayangan Rasulullah, telah meninggadunia. Maka menangislah kalian!” katanya menyeru.
Pada hari itu juga Husain bin Ali menemui Aisyah. Tujuannya, untuk meminta izin menguburkan kakaknya di rumah sang ummul mu’minin, bersisian di dekat jasad Nabi SAW. 'Aisyah berkata, “Lakukanlah, dan itu adalah sebuah kemuliaan!”
Namun, penguasa pemerintahan kala itu, Marwan bin al-Hakam, menolak usulan ini. Hampir saja terjadi pertumpahan darah di antara Muslimin. Atas kuasa Allah SWT, melalui lisan Abu Hurairah, kedua belah pihak akhirnya dapat meredakan emosi masing-masing di hari duka itu.
“Menurut kalian, seandainya jenazah putra Nabi Musa dibawa untuk dimakamkan bersama ayahnya, lalu ada sekelompok orang yang menghalang-halangi pemakamannya, bukankah mereka itu telah berbuat zalim terhadapnya?,” tanya Abu Hurairah kepada khalayak.
"Ya," jawab mereka serempak.
Hasan adalah cucu Nabi Muhammad SAW, dan jenazahnya telah dibawa untuk dimakamkan bersama (di dekat kuburan) kakeknya. Namun, sekelompok orang berusaha menghalang-halangi. Mereka berdalih, bagaimana mungkin Hasan dimakamkan di dekat Nabi SAW, sementara Utsman hanya dimakamkan di Baqi Gharqad?
Husain sangat marah karena sikap Marwan dan para pengikutnya. Dia langsung mengambil senjata dan mengumpulkan para pengikutnya.
Melihat itu, Abu Hurairah cepat-cepat menghampiri dan menasihatinya. Akhirnya, Husain menurut. Jenazah Hasan dikebumikan di Baqi, dekat makam ibundanya, Fathimah az- Zahra.
Pada saat orang-orang hendak menshalati jenazah Hasan, Husain mempersilakan Saad bin al-Ash, gubernur Madinah yang diangkat Mu'awiyah, untuk menjadi imam.
Husain berkata, “Andai ini bukan sunnah, tentu aku tidak memintamu maju sebagai imam (AIsti'ab fi Ma’rifat Al-Ashahab).
Proses pemakaman Hasan dipenuhi lautan manusia, Baqi penuh sesak hingga tidak lagi menyisakan tempat untuk seorang pun. Demikian keterangan dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah.
Hasan dan Husain adalah dua cucu Nabi SAW yang amat berjasa dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW sendiri yang menggelari mereka sebagai pemuka kaum pemuda di surga kelak.
الحسن والحسين سيدا شباب أهل الجنة، وأبوهما خير منهما
“Hasan dan Husain adalah dua pemimpin para pemuda penghuni surga. Sementara, ayah mereka berdua lebih baik daripada keduanya” (HR Ibnu Majah).