REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pejuang Houthi di Yaman mengancam akan menghancurkan sejumlah situs publik penting di Arab Saudi. Apakah ancaman ini akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan umroh?
Ancaman pejuang Houthi di Yaman untuk menghancurkan infrastruktur penting di Arab Saudi tidak berpengaruh terhadap penyelenggaraan ibadah umroh yang dilakukan travel haji dan umroh atau penyelenggara perjalanan ibadah umroh (PPIU).
"Alhamdulillah sampai saat ini terkait penyelenggaraan umrah masih berlanjut, masih normal, belum ada dampak negatif dari ancaman Houthi," ujar Sekjen Asosiasi Penyelenggara Haji Umroh dan Inboud Indonesia (Asphurindo), Muhammad Iqbal Muhajir dihubungi Republika.co.id, Rabu (24/7/2024).
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji khusus (SISKOPATUH) PPIU Kementerian Agama dan data anggota Asphurindo, menurut dia, tren minat umat Islam Indonesia untuk berumrah juga tidak ada penurunan.
"Jadi sejauh ini dari semua data di Siskopatuh PPIU dan data di anggota kami masih normal-normal saja, belum ada penurunan terhadap ancaman Houthi untuk keberangkatan ke Saudi Arabia," ucap dia.
Justru, tambah dia, yang menjadi masalah dalam penyelenggaraan umrah sekarang ini terkait dengan vaksin meningitis dan asuransi untuk jamaah.
"Sekarang yang menjadi kendala adalah vaksin, vaksin meningitis dan asuransi. Ini yang menjadi kendala di travel-travel yang sedang dihadapi," kata Iqbal.
Sebelumnya, Israel membombardir kota pelabuhan Hodeidah di barat Yaman pada Sabtu (20/7/2024), sebagai balasan atas serangan drone Houthi ke Tel Aviv sehari sebelumnya. Beberapa analis mempertanyakan bagaimana Israel bisa membombardir wilayah Yaman tanpa bantuan ruang udara di negara-negara Arab di kawasan.
Lantas pejuang Houthi di Yaman mengancam akan membom infrastruktur penting di Arab Saudi jika negara itu membantu Israel dan negara-negara Barat terkait esklasi konflik beberapa hari terkahir ini.
Lewat cuplikan video yang dirilis departemen media mereka, pada Ahad (21/7/2024), Houthi mengincar objek-objek vital seperti Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Bandara Internasional King Fahd di Dammam, dan juga beberapa pelabuhan di Ras Tanura, Jizan, dan Jeddah.
Sementara, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Arab Saudi, Brigadir Jenderal Turki Al-Maliki menegaskan bahwa pihak Kerajaan tidak akan mempersilakan entitas manapun menyalahi aturan batas ruang udara mereka.
Al-Maliki pun menegaskan, Arab Saudi tidak memiliki kaitan dengan serangan di pelabuhan Hodeidah, Yaman.
"Kerajaan tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam penargetan Hodeidah, dan Kerajaan tidak akan mengizinkan entitas mana pun melanggar wilayah udaranya," kata Al-Maliki dalam sebuah pernyataan di media sosial X pada Ahad (21/7/2024).