REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Alkhairaat menyampaikan klarifikasi tentang kerja sama yang dilakukan Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu dan Alkhairaat Palu bersama dengan Institut Leimena. Pasalnya, Institut Leimena ternyata merupakan lembaga swadaya masyarakat atau non-govermental organization (NGO) yang terkait dengan American Jewish Committee (AJC), sebuah organisasi global yang mendukung Israel.
Sekretaris Majelis Kerja Sama Luar Negeri PB Alkhairaat Khairan Muhammad Arif mengatakan Universitas Alkhairaat membenarkan adanya kerja sama dengan Institut Leimena. Namun, pihaknya sebelumnya tidak mengetahui bahwa NGO tersebut ternyata bekerja sama dengan AJC yang pro-Israel.
"Sebagai salah seorang abna (kader) dan pengurus PB Alkhairaat, saya ingin mengklarifikasi bahwa Universitas al-Khairaat sebelumnya tidak melihat bahwa Institut Leimena ini terafiliasi dan terkait dengan NGO pro-Israel. Kami melihatnya (Institut Leimena) sebagai institut yang konsen terhadap kajian-kajian sosial dan keagamaan," ujar Khairan saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (23/7/2024).
Dia mengatakan, Alkhairaat sangat peduli terhadap dakwah Islam dan perjuangan Palestina untuk merdeka melawan penjajahan Israel. Sebagai lembaga pendidikan dan dakwah yang berdiri sebelum kemerdekaan RI, menurut dia, Alkhairaat juga sangat memahami watak zionisme yang memusuhi Islam.
"Oleh karenanya, Ketua Utama Alkhairaat Sayid Alwi bin Saggaf al-Jufri sangat marah dan kecewa terhadap kerja sama antara Unisa (Universitas Alkhairaat) dengan NGO pro-Israel ini. Saat mengetahui afiliasi NGO itu dengan Israel, maka beliau segera memerintahkan rektornya agar segera menyetop kerja sama tersebut," kata Khairan.
Sebelumnya, Ketua Utama Alkhairaat Habib Sayyid (HS) Alwi bin Saggaf al-Jufri juga telah menjelaskan posisi Alkhairaat terkait Institut Leimena dan AJC yang pro-Israel. Hal itu disampaikannya melalui Media Alkhairaat, beberapa hari yang lalu.
Habib Alwi bahkan memberikan teguran keras kepada Rektor Universitas Alkhairaat (Unisa) dan juga Ketua Dewan Pengurus Yayasan Alkhairaat SIS al-Jufri. Itu tertuang melalui surat nomor: 465/C-VIII/KUT/2024 tertanggal 19 Juli 2024.
Dalam surat itu, Habib Alwi mengatatakan, seharusnya simbol bangsa penjajah dan biadab ini (Israel) tidak boleh sama sekali hadir di lingkungan Perhimpunan Alkhairaat. Sebab, kedatangannya berlawanan dengan prinsip etika dan kedamaian.
“Apa pun kondisinya, Saudara (rektor) dianggap sengaja memicu gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Ini kesalahan fatal yang Saudara lakukan telah mencoreng nama baik perhimpunan ini. Perbuatan itu telah melanggar norma organisasi dalam AD/ART Perhimpunan Alkhairaat,” jelas Habib Alwi.
“Atas pertimbangan itu, saya perintahkan agar saudara memutuskan hubungan kerja sama dengan Institut Leimena, serta semua pihak yang memiliki hubungan kepentingan dengan kaum zionis Israel,” demikian bagian akhir dari surat teguran itu.
Selanjutnya...