Selasa 23 Jul 2024 11:31 WIB

Dampak Foto dengan Presiden Israel, Nurul: Tiap Hari Terlintas untuk Mengakhiri Hidup Saya

Nurul mengundurkan diri dari Fatayat NU

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Nurul Bahrul Ulum
Foto: Facebook/Nurul Bahrul Ulum
Nurul Bahrul Ulum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktivis Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Nurul Bahrul Ulum akhirnya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas pertemuan dirinya dan keempat temannya bersama Presiden Israel Isaac Herzog. Permintaan maafnya disampaikan melalui sebuah video yang diunggah di media sosial. 

Nurul Bahrul Ulum disorot publik usai bertemu Presiden Israel bersama empat aktivis NU lainnya, yaitu Zainul Maarif, Sukron Makmun, Munawir Aziz, dan Izza Annafisah Dania. Nurul sendiri diketahui merupakan salah satu Pengurus Fatayat NU.

Baca Juga

BACA JUGA: Dikaitkan Kemitraan Leimena Terkait AJC Pro Israel, Ini Jawaban Pendek Imam Besar Istiqlal

Selain aktif di Fatayat NU, Nurul juga bekerja sebagai Communication Officer di Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) dan Australia-Asean Muslim Exchange Program (AAMEP) sejak 2022. Dalam klarifikasianya yang diunggah di akun Facebook Nurul Bahrul Ulum pada Ahad (21/7/2024), Nurul meminta maaf.

“Melalui media ini saya menyampaikan permohonan maaf yang tulus dan juga mendalam. Pertama, saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia yang terluka akibat perbuatan saya. Terutama mereka yang selama ini berjuang dengan berbagai cara untuk membela Palestina agar terbebas dari tindakan genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Zionis,”ujar dia.

Nurul juga mengaku dihujat, dikecam, disindir, dan dibuli oleh orang yang dikenal, teman dekat, teman biasa, dan keluarga. Nurul menyatakan, apa yang dialaminya terlalu berat. Meski demikian, dia menerima dengan penuh lapang sebagai konsekuensi dari apa yang dilakukan. 

Dia juga mengaku kondisinya amat buruk. “Keadaan saya sekarang ini sangat buruk. Saya takut, cemas, menangis terus-menerus, bahkan tidur setiap malam tidak lebih dari dua jam. Saking stresnya, setiap hari selalu terlintas di pikiran saya untuk mengakhiri hidup. Sungguh ini berat. Atas semua ini, sungguh saya sadar, menyadari dan saya menyesal,” ujar dia.

Terkenal sebagai penulis..

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement