REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan umatnya agar selalu menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Salah satu tolok ukur dalam menentukan ada atau tidaknya sifat tersebut adalah kemampuan untuk menjaga amanah. Dalam bahasa sehari-hari, amanah berarti sikap bertanggung jawab.
Jika bertanggung jawab atas tugas-tugasnya, ia dipandang sebagai sosok yang bisa dipercaya. Sebaliknya, kalau lepas tanggung jawab, ia cenderung pada sifat khianat.
Amanah juga dekat dengan makna menepati janji. Karena itu, seorang pemimpin akan mudah menuai simpati rakyat bila dirinya menunaikan janji-janji yang telah diucapkannya.
Tiru Nabi
Salah satu dari keempat sifat nabi adalah amanah. Rasulullah SAW semasa mudanya dijuluki sebagai "Al-Amin." Dengan perkataan lain, bahkan sebelum dirinya diangkat menjadi utusan Allah, Muhammad SAW begitu bisa dipercaya masyarakat. Ketika menyerukan syiar Islam, berbondong-bondong orang banyak mengikutinya. Sebab, mereka sudah amat yakin pada kelurusan sifatnya.
Maka dari itu, seorang Muslim yang senantiasa lurus dalam menjaga amanah sesungguhnya sedang meniru suri teladan Rasul SAW. Karakteristik tersebut hendaknya selalu ada dalam diri siapapun yang mengaku sebagai umat beliau.
Ciri ketakwaan
Dalam Alquran surah an-Nisa ayat 58, Allah SWT berfirman. Artinya, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil."
Dapat disimpulkan bahwa menjadi amanah bermakna melaksanakan perintah Allah. Dan, itulah salah satu ciri ketakwaan seseorang. Sebaliknya, kalau menunjukkan sifat khianat, hal itu menandakan pembangkangan terhadap perintah-Nya. Dan tempat-kembali bagi manusia yang durhaka kepada Allah adalah neraka. Na'udzubillahi min dzalik.
Watak manusia
Simaklah Alquran surah al-Ahzab ayat 72. Artinya, "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh."
Berkaca pada firman-Nya itu, dapatlah dipahami bahwa salah satu watak manusia yang juga menjadi kelemahannya adalah lalai terhadap amanah. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi. Betapa banyak orang yang justru merusak lingkungan dan harmoni. Apa-apa yang dilakukannya adalah mengkhianati amanah yang dititipkan Allah kepadanya.