Kamis 11 Jul 2024 11:27 WIB

Kiai Lutfhi Bashori Ingatkan Bahaya Sinkretisme Mencampuradukkan Agama

Sinkretisme berupaya mencampuradukkan ajaran Islam dengan ajaran agama lain.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pengunjung melihat lukisan yang dipajang pada Pameran Lukisan Sinkretisme di Orbital Dago, Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/11/2020). Pameran karya Adhya Ranadireksa tersebut menampilkan seni lukis yang mengarah kepada persoalan agama di Indonesia yang mulai penuh gejolak dan mengancam nilai toleransi yang diangkat dari teologi dan mitologi agama.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Pengunjung melihat lukisan yang dipajang pada Pameran Lukisan Sinkretisme di Orbital Dago, Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/11/2020). Pameran karya Adhya Ranadireksa tersebut menampilkan seni lukis yang mengarah kepada persoalan agama di Indonesia yang mulai penuh gejolak dan mengancam nilai toleransi yang diangkat dari teologi dan mitologi agama.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islam Singosari Malang, KH Luthfi Bashori mengingatkan bahaya paham sinkretisme di Indonesia. Karena, menurut dia, sinkretisme merupakan paham yang gerakannya berupa upaya mempersatukan agama-agama yang ada di dunia. 

"Paham sinkretisme adalah penyatuan beberapa ajaran agama yang berbeda," kata Kiai Luthfi dikutip dari bukunya yang berjudul "Dosa Singkritisme Bersama Paus Fransiskus", Kamis (11/7/2024). 

 

Kiai Luthfi menjelaskan, upaya yang dilakukan penganut sinkretisme adalah selalu mencari titik temu dari perbedaan-perbedaan ajaran yang ada pada setiap agama, baik perbedaan yang menyangkut prinsip dasar berakidah maupun yang bersifat furu' (khilafiyah amaliyah) atau perbedaan cara pengamalan suatu ajaran dalam bermadzhab.

 

"Itu sinkretisme adalah upaya mencampuradukan ajaran Islam dengan ajaran Nasrani, juga ajaran Yahudi, bahkan juga dengan agama-agama yang lainnya. Kalau di Indonesia barangkali bisa dikatakan ajaran Buddha, ajaran Hindu, tempat lain adalah ajaran Sikh, dan lain sebagainya," jelas Kiai Lutfi saat menjelaskan isi bukunya tersebut.

 

Dia menuturkan, gerakan ini memberikan pemahaman bahwa pada dasarnya semua agama adalah sama. Semua agama mengajak kepada kebaikan dan melarang kejahatan, berupaya mengajak umat seluruh dunia bersatu dalam setiap langkah, mengusahakan pendekatan satu sama lain dan lebih menjunjung tinggi ikatan kemanusiaan daripada kebersamaan umat seagama. 

 

Menurut Kiai Luthfi, mereka yang menganut paham ini bergerak di hampir semua sektor kehidupan, baik politik, ekonomi, kebudayaan maupun agama. Lalu bagaimana Islam memandang terhadap ajaran sinkretisme ini? 

 

Kiai Luthfi menegaskan bahwa singkretisme pasti bertentangan dengan ayat-ayat Alquran antara lain, Allah SWT berfirman, 

 

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ

 

Artinya: "Sesungguhnya satu-satunya ajaran agama yang diakui oleh Allah SWT kebenarannya hanyalah ajaran Islam." 

 

Dengan penggalan ayat 19 Surat Ali Imran tersebut, menurut dia, sinkretisme tidak cocok untuk diikuti oleh umat Islam dimanapun berada. Dia pun mengkritik para tokoh Islam yang rencananya akan memberikan panggung terhadap Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal Jakarta pada 5 September 2024 mendatang.

 

"Seperti saat sekarang ini ada seorang Paus Fransiskus yang akan datang ke Indonesia, maka para penganut sinkretisme, baik itu yang beragama non-Islam, itu sudah maklum, tapi ada juga tokoh-tokoh Islam yang akan menyambutnya atau juga memberikan panggung agar berceramah di masjid, apalagi yang akan datang ini dijadwalkan di Masjid Istiqlal," kata dia. 

 

"Ini adalah sinkretisme yang membahayakan akidah umat Islam. Jangan ikuti yang demikian agar kita umat Islam benar-benar meyakini ayat Alquran. Innadina indallahil Islam, bahwasanya satu-satunya agama yang ajarannya diterima oleh Allah SWT hanyalah ajaran Islam," jelas Kiai Luthfi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement