REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Setelah sembilan bulan sejak meletusnya Operasi Banjir al-Aqsa, kelompok perlawanan Palestina terus menangkis pasukan pendudukan Israel yang bercokol di berbagai wilayah di Jalur Gaza. Adanya perubahan strategi pejuang dengan melakukan operasi serangan dadakan juga menimbulkan kerugian tambahan.
Padahal, pasukan Israel juga dilaporkan semakin kelelahan akibat pertempuran yang berkepanjangan. Pimpinan oposisi Israel Yair Lapid bahkan mengungkap jika pasukan mereka selalu menentang perang jangka panjang mengingat tentara akan bergantung pada pasukan cadangan yang tidak memenuhi syarat untuk perang, mengacu pada serangan gencar Israel selama sembilan bulan di Gaza.
Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan bahwa mereka menargetkan sebuah tank Merkava 4 Israel dengan rudal al-Yassin 105 di Jalan Baghdad di lingkungan al-Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza, lapor Al-Mayadeen.
Selain itu, Brigade al-Qassam juga menyerang tank Merkava lainnya dan sebuah pengangkut personel lapis baja Israel dengan al-Yassin-105 di lingkungan Tel al-Sultan, Rafah, Jalur Gaza selatan. Tank Merkava 4 ketiga ditargetkan dengan alat peledak Shawaz di dekat Masjid Abdullah bin Omar di daerah yang sama.
Pada saat yang sama, sayap militer Jihad Islam Palestina (PIJ), Brigade al-Quds, menembaki tentara Israel dan peralatan mereka di al-Shujaiya dengan menggunakan mortir.
Di Rafah barat, Brigade al-Quds terlibat dalam konfrontasi sengit dengan pasukan Israel. Para pejuang menggunakan senjata anti-peluru dan persenjataan yang sesuai. Mereka menargetkan tentara Israel yang ditempatkan di dan di sekitar Penyeberangan Rafah dengan mortir.
Dalam insiden lain, Brigade Syuhada al-Aqsa membombardir konsentrasi kendaraan lapis baja Israel dengan mortir di al-Shujaiya. Di Netzarim, barat daya Kota Gaza, mereka menargetkan posisi militer Israel dengan rentetan roket 107mm dan mortir berat serta terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Israel yang menggunakan senjata yang sesuai di Rafah barat.
Lebih jauh lagi, Brigade Abu Ali Mustafa, sayap militer Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), membombardir pasukan Israel yang bercokol di al-Shujaiya dengan mortir 60 mm.
Selanjutnya...