Sabtu 06 Jul 2024 22:05 WIB

Warga Bawean Baca Shalawat Burdah Keliling Sambut Tahun Baru Islam

Shalawat burdah diharapkan menjadi benteng pelindung bagi desa dari marabahaya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ratusan warga dan santri di Dusun Daun Timur, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur membaca burdah keliling untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriyah, Sabtu (6/7/2024) sore.
Foto: Republika/Muhyiddin
Ratusan warga dan santri di Dusun Daun Timur, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur membaca burdah keliling untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriyah, Sabtu (6/7/2024) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriyah, warga muslim di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur membaca burdah keliling. Tradisi baca burdah ini dilakukan di setiap dusun, di antaranya di Dusun Daun Timur, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean.

 

Baca Juga

Ratusan warga Dusun Timur berbondong-bondong mengikuti tradisi burdah keliling ini, termasuk para santri Ponpes Darussalam Daun dan Santri Ponpoes Putri Tsamratul Afkar. Setidaknya ada 300 lebih orang yang ikut berkeliling kampung sembari membaca burdah.

 

"Ada sekitar 300 orang lebih tadi yang ikut burdah keliling," ujar salah satu warda Daun Timur, Rifdatin Nasithah kepada Republika.co.id, Sabtu (6/7/2024).

 

Ratusan warga dan santri itu mulai membaca burdah keliling ba'da Ashar. Tradisi burdah keliling dimulai dari Masjid Baitul Mukminin, lalu berjalan bekilo-kilo meter mengelilingi dusun Daun Timur. Tidak hanya diikuti orang tua, banyak juga anak-anak yang ikut berkeliling kampung.

 

Tradisi baca burdah keliling ini dipimping oleh kiai kampung, Kiai Achmad Fathoni. Kiai Fathoni mengajak warga membaca sholawat burdah ini sambil berkeliling kampung karena banyak keutamannya. Dengan membaca burdah ini diharapkan warga bisa melewati tahun depan dengan selamat.

 

"Kami berharap dengan baca burdah ini menjadi benteng pelindung bagi desa dari marabahaya," kata Kiai Fathoni.

 

Dia pun mengajak umat Islam menjadikan Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah sebagai sarana introspeksi dan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan pada tahun lalu. Menurut Kiai Fathoni, tradisi baca burdah ini selalu dilakukan setiap tahun pada tanggal 1 Muharram.

 

"Ini sudah menjadi sebuah tradisi, setiap tahun kami lakukan," jelas dia.

 

Syair Burdah sendiri ditulis oleh seorang ulama dari generasi tabiin, Abu Abdillah Syarifuddin Muhammad bin Said bin Hammad ash-Shanhaji atau yang lebih dikenal dengan Imam al-Bushiri. Sholawat Burdah biasanya dibaca agar umat Islam terhindar dari bala dan marabahaya.

 

Dalam sejumlah riwayat, syair Burdah disusun Imam al-Bushiri ketika sedang sakit keras. Dia menderita lumpuh yang disebut angin merah. Akibat penyakit itu, ia kesulitan untuk bergerak. Hingga ia memaksakan diri untuk menulis syair tersebut sampai tertidur.

 

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Imam al-Bushiri sempat berbincang-bincang dengan Rasulullah SAW dan membacakan syair tersebut hingga bait ke-51, wama balaghu al-ilmi annahu masyarun.

 

Setelah itu, Imam Bushiri tidak sanggup lagi meneruskan kata-katanya. Rasulullah lalu memintanya untuk meneruskan, namun al-Bushiri berkata bahwa dirinya tak sanggup lagi. Kemudian, Rasulullah menyempurnakan bait itu hingga kalimat, wa annahu khayri khalqillahi kulllihimi.

 

Ketika terbangun dari tidur, Imam Bushiri merasakan keajaiban. Penyakit yang dideritanya sudah tidak dirasakan lagi. Maka itu, ia meneruskan untuk membuat syair tersebut dan memuji kemuliaan Rasulullah SAW.

 

n/Muhyiddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement