Sabtu 06 Jul 2024 15:18 WIB

Kisah para Nabi dalam Bulan Muharram

Muharram menjadi bulan yang bersejarah terkait riwayat hidup sejumlah nabi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Bulan Muharram (Ilustrasi)
Foto:

Nabi Yunus

Saat Nabi Yunus dibantah oleh kaumnya dan dipertanyakan keyakinannya, beliau sempat emosi. Kemudian, sang nabi meninggalkan kaumnya dengan menaiki kapal untuk pergi dari kejadian itu. Padahal, tidak ada perintah dari Allah untuk dirinya melakukan hal itu.

Kapal yang ditumpangi Nabi Yunus lalu dihantam badai besar. Nakhoda lalu mengadakan undian untuk memutuskan siapa yang mesti dikeluarkan dari kapal. Tiga kali pengundian berturut-turut, nama Yunus AS selalu keluar.

Akhirnya, sang rasul Allah itu dilempar ke luar kapal. Tak lama kemudian, seekor ikan paus menelannya. Karena itulah, di dalam Alquran disebutkan bahwa ada tiga macam kegelapan: gelapnya malam, dasar lautan, dan keadaan dalam perut ikan.

Nabi Yunus kemudian sadar akan kekeliruannya dan segera bersujud, memohon ampunan kepada Allah.

لاإله إلّا أنت سبحانك إنّي كنت من الظالمين

"Laailaaha illa anta subhanaka innii kuntu minaddzaalimiin."

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau (Allah), Maha Suci engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

Nabi Yunus diselamatkan dari dalam perut ikan pada hari ke-10 Muharram.

Nabi Ibrahim

Kisah ini sangat terkenal. Suatu ketika, Raja Namrud kembali pulang ke negerinya usai melakukan ibadah. Betapa terkejutnya ia begitu mendapati nyaris semua berhala di kuilnya sudah hancur berkeping-keping. Hanya satu yang tersisa, yakni berhala yang paling besar. Di leher benda itu, terdapat kapak menggantung.

Hanya Nabi Ibrahim AS yang pada waktu itu terang-terangan memprotes praktik penyembahan berhala. Maka Raja Namrud pun menyuruhnya datang dan menginterogasinya.

Ibrahim AS justru mengatakan kepada Namrud bahwa patung yang paling besar-lah yang telah menghancurkan semua patung-patung kecil itu. "Kalau tidak percaya, tanyalah kepadanya!" seru Ibrahim.

Dengan murka, si raja kafir membantah, "Bagaimana mungkin patung bisa berbicara?"

"Lantas, mengapa kalian justru menyembahnnya?" jawab Ibrahim, retoris.

Raja Namrud lalu memutuskan untuk menghukum mati Ibrahim dengan cara dibakar hidup-hidup. Namun, Allah berkehendak bahwa nabi-Nya selamat. Begitu mengenai kulit tubuh Ibrahim AS, kobaran api itu menjadi dingin sehingga ia tidak luka-luka dan tidak pula kehilangan nyawa.

Allah SWT menyelamatkan Nabi Ibrahim dari pembakaran Raja Namrud ini juga pada hari ke-10 Muharram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement