Rabu 03 Jul 2024 14:19 WIB

Tidak Rela Rasulullah Dihina

Hamzah bin Abdul Muthalib, walau belum Muslim, tak rela Rasulullah dihina.

Rasulullah SAW.
Foto:

Amarah Hamzah tidak bisa dikendalikan lagi. "Benarkah kata-katamu ini, wahai budak!?" tanya Hamzah.

"Sungguh, saya tidak berdusta," jawab perempuan yang masih menyembunyikan keislamannya itu.

Hamzah pun bergegas pergi ke kediaman Nabi Muhammad. Ia ingin mendengarkan kabar ini langsung dari keponakannya itu. Walau belum menjadi Muslim, ia sangat benci bila keponakannya itu dihina di depan umum.

Kebetulan, Hamzah berpapasan dengan beberapa orang yang sedang berkumpul di tepi jalan. Salah satunya adalah Abu Jahal. Bahkan, saat itu jua sosok bernama Hakam bin Hisyam ini sedang mengejek sosok Rasulullah SAW dengan kata-kata yang sangat menghina.

Begitu mendengar celotehan Abu Jahal, Hamzah segera mengambil busur panahnya dan memukul kepala lelaki tua itu dengan amat keras. Sampai-sampai, dari kepala Ibnu Hisyam bercucuran darah.

"Hai Hakam! Sekali lagi kamu menghina keponakanku, berikutnya kamu akan saya lawan lebih keras lagi!" bentak Hamzah.

"Apa kamu sekarang sudah melindungi Muhammad? Apa kamu telah keluar dari ajaran nenek moyang kita?" tanya Abu Jahal sambil menahan kesakitan kepada Hamzah.

"Saya tidak peduli dengan kata- katamu. Buat saya, apa yang diucapkan Muhammad itu benar," tegas Hamzah.

Setelah melampiaskan kekesalan, ia pun meneruskan perjalanannya ke rumah Nabi Muhammad SAW.

Sesampainya di sana, Hamzah menemui Rasulullah dan menanyakan keadaannya. Kemudian, ia bertanya ke pada keponakannya itu, "Wahai keponakanku, aku telah melakukan perbuatan yang kusendiri tidak tahu apakah benar atau salah. Karena itu, kabarkanlah kepadaku kebenaran yang engkau bawa. Aku sangat menantikan nasihat-nasihatmu."

Setelah mendengarkan ayat-ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW, Hamzah pun mengucapkan dua kalimat syahadat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement