REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Universitas Hasanuddin bersama Universitas Al-Azhar Kairo Mesir menyelenggarakan webinar internasional yang fokus membahas gender dalam perspektif Islam.
Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dalam keterangannya di Makassar, Senin (1/7/2024) menyampaikan isu gender dilaksanakan pada saat yang tepat.
Apalagi komunitas global tengah menyuarakan bagaimana perempuan dapat berpartisipasi. Kesetaraan dan keadilan gender terus menjadi topik penting yang memerlukan perhatian kolektif dan wacana ilmiah.
Menurut dia, Islam memberikan panduan mendalam tentang peran, tanggung jawab, dan hak-hak laki-laki dan perempuan, menganjurkan keadilan, kesetaraan, dan saling menghormati antargender.
"Diskusi dan interpretasi ilmiah yang berkelanjutan sangat penting untuk menerapkan prinsip-prinsip ini di dunia yang terus berkembang. Saya mengharapkan para peserta bisa aktif mengikuti kegiatan ini,” kata Prof JJ, sapaan akrabnya.
Prof JJ mengatakan Unhas secara berkelanjutan berdedikasi untuk menciptakan lingkungan yang memupuk keunggulan akademik dan mendorong diskusi yang bermakna.
Unhas selalu berupaya menjadi terdepan dalam mengatasi tantangan sosial dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Webinar ini mencerminkan komitmen untuk menggali dan memahami beragam aspek gender melalui perspektif ajaran Islam.
Sementara Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Al Azha Prof Nahla Shabry As Shaidy, memberikan gambaran bagaimana Islam memandang partisipasi perempuan dalam masyarakat.
Dirinya juga mendorong semua wanita untuk lebih terlibat dalam mengejar impian. Dalam penjelasannya, Prof Nahla berbicara berdasarkan perspektif Islam, memunculkan banyak ayat yang berbicara tentang wanita dalam Alquran.
Presentasinya menarik sekitar 400 peserta yang datang dari berbagai institusi di luar Unhas termasuk pejabat pemerintah, swasta, aktivis perempuan dan lain-lain. Webinar ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Majelis Wali Amanat dan Rektor UNHAS ke universitas di Mesir tersebut dan dianggap sebagai titik awal kerja sama kedua belah pihak.