Kamis 27 Jun 2024 17:25 WIB

Jubir Tegaskan PBB Tidak Menarik Diri dari Gaza

Banyak negara akan terus membantu Gaza.

Seorang warga Palestina membersihkan puing-puing di sekolah UNRWA yang hancur akibat serangan udara Israel di Nusairat di Jalur Gaza, 6 Juni 2024. Bom buatan India disebut dipakai Israel dalam serangan itu.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Seorang warga Palestina membersihkan puing-puing di sekolah UNRWA yang hancur akibat serangan udara Israel di Nusairat di Jalur Gaza, 6 Juni 2024. Bom buatan India disebut dipakai Israel dalam serangan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric menegaskan bahwa PBB tidak menarik diri dari Gaza dan menolak klaim sebaliknya.

"Kami hanya berusaha menemukan ruang di mana kami beroperasi dalam kondisi yang memenuhi standar kami yang sangat mendasar dan sederhana,” kata Dujarric kepada wartawan seperti dikutip dari Anadolu, Kamis.

Baca Juga

Dujarric turut menekankan bahwa PBB tidak beroperasi di bawah perlindungan tentara Israel dan menempuh jalan yang berbeda.

“Namun jalan menuju kesuksesan di sini adalah gencatan senjata, kemampuan kami untuk memiliki akses kemanusiaan penuh dan tanpa hambatan, untuk segera membebaskan semua sandera,” ucapnya. Dia menambahkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan ketidakamanan dan permusuhan aktif di Gaza selatan masih menjadi hambatan utama bagi operasi kemanusiaan. Salah satu kendala utama dan yang terus berlanjut adalah pengambilan pasokan dari penyeberangan Kerem Shalom.

“Untuk melakukan hal tersebut, organisasi kemanusiaan menghadapi aktivitas kriminal di sepanjang jalan yang terpaksa mereka hadapi, di tengah operasi militer Israel di dekatnya. Pihak berwenang Israel terus membatasi penggunaan jalan alternatif,” ujar Dujarric.

Mengenai penyaluran bantuan dari dermaga terapung buatan Amerika Serikat di Gaza, lanjut dia, PBB masih mengkaji situasi keamanan dan belum menyalurkan bantuan dari sana karena kondisi yang diperlukan tidak terpenuhi.

“Apakah organisasi-organisasi non-PBB lainnya akan mengambil bantuan tersebut, itu adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh negara lain. Namun kami, sebagai PBB, tidak memilih jalan itu, (kami) belum memiliki kondisi yang diperlukan untuk menerima bantuan tersebut,” tuturnya.

“Saya sangat apresiasi bahwa Slovenia telah memutuskan untuk berada pada sisi sejarah yang benar. Hal ini menunjukkan kepemimpinan dan konsistensi Slovenia dalam menghormati hukum internasional dan Piagam PBB, termasuk untuk kasus Palestina,” kata Retno dalam transkrip pernyataan persnya, usai bertemu Menlu Slovenia Tanja Fajon di Ljubljana, Rabu (26/6/2024).

Retno menyebut Slovenia secara konsisten menyerukan pentingnya gencatan senjata dan pentingnya kelancaran pemberian bantuan kemanusiaan. Slovenia juga ia katakan secara konsisten mendukung kerja badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Dan seperti yang dilakukan Indonesia, Slovenia telah menambah bantuannya kepada UNRWA.

“Slovenia saat ini duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dalam voting selama ini mengenai Palestina, Slovenia selalu memberikan vote yes,” tutur Menlu Retno.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement