Ahad 23 Jun 2024 11:20 WIB

Kisah Shafwan dan Serban Rasulullah

Shafwan akhirnya memeluk Islam usai menerima serban Rasulullah SAW.

Ilustrasi kaligrafi Rasulullah SAW
Foto:

Nabi SAW kemudian melepas serban yang dipakainya sejak memasuki gerbang Kota Makkah. Benda itu lantas diberikannya kepada Umair. "Sampaikanlah itu kepada Shafwan, dan kabarkanlah kepadanya (bahwa ia diberi keamanan)," ucap Rasulullah SAW.

Dengan hati yang suka cita, Umair menerima serban Nabi SAW itu. Kemudian, ia pamit untuk menuju Jeddah.

Syukurlah, Umair sampai di kota pesisir itu tepat waktu. Saat menjumpai Shafwan, bekas kawannya itu tampak sedang bersiap-siap menaiki perahu.

"Jangan dekati aku, pergilah!" sergah Shafwan begitu melihat Umair.

"Wahai Shafwan, sungguh Rasulullah adalah manusia yang paling mulia, paling bijaksana, paling menyayangi," kata Umair membujuknya supaya meninggalkan perahu.

"Aku tetap tidak berani. Apakah keselamatan jiwaku akan terjamin begitu di hadapan Muhammad?" kata Shafwan.

"Rasulullah adalah orang yang paling bijaksana, paling menyayangi. Ini aku bawakan untukmu serban Rasulullah. Inilah tanda bahwa beliau menjamin keamananmu di Makkah," ujar Umair lagi.

Shafwan menerimanya. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya ia memilih kembali ke Makkah bersama dengan Umair. Keduanya lantas menghadap Rasulullah SAW.

"Kawanku mengatakan bahwa engkau menjamin keamananku di sini?" tanya Shafwan kepada Rasulullah SAW.

"Benar," jawab Nabi SAW.

"Aku tidak mau masuk Islam sekarang. Namun, berilah aku waktu dua bulan," katanya.

"Engkau diberi kebebasan untuk itu," ujar Rasulullah SAW. Demikianlah, Islam mengajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam memeluk agama ini.

Kurang dari dua bulan itu, Shafwan ternyata telah memantapkan hati. Ia pun bergegas menghadap Rasulullah SAW untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Umair sangat terharu begitu menerima kabar keislamannya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement