Jumat 14 Jun 2024 12:08 WIB

Suasana Kota Makkah Jelang Puncak Haji

Pemerintah Arab Saudi memperketat penjagaan di Kota Makkah

Ilustrasi Muslim melaksanakan tawaf di Masjidil Haram Makkah.
Foto: EPA
Ilustrasi Muslim melaksanakan tawaf di Masjidil Haram Makkah.

Oleh Karta Raharja Ucu dari Makkah Arab Saudi

 

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Suasana di Kota Makkah menjelang puncak haji menegangkan. Sejumlah ruas jalan ditutup, bahkan jalan-jalan besar seperti Jalan Masjidil Haram mengalami penjagaan yang ketat. 

Puluhan, bahkan mungkin ratusan polisi dikerahkan Kerajaan Arab Saudi untuk menjaga di pinggir-pinggir jalan agar suasana di Kota Makkah menjelang pelaksanaan puncak haji, menjadi kondusif. Saat wartawan Republika yang menjadi Petugas Haji, Kara Raharja Ucu, berkeliling dengan jalan kaki, banyak jalan-jalan di Kota Makkah ditutup. 

 

Penutupan jalan menggunakan road barrier yang terbuat dari fiber atau besi. Mobil-mobil yang lalu lalang tidak bisa sembarangan melewati jalur arteri. Bahkan polisi juga berjaga di jalan-jalan tikus. 

Penjagaan ketat juga terjadi di jalan menuju  Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Polisi akan memeriksa setiap kendaraan yang melintasi jalur menuju lokasi penyelenggaraan puncak haji tersebut. 

Penjagaan tak hanya di darat saja. Sejak dua hari lalu, helikopter Polisi Saudi wara-wiri di langit Kota Makkah. 

Penutupan dan pembatasan lalu lintas ini menimbulkan kemacetan di beberapa titik. Bahkan kemacetan panjang terjadi di sekitar wilayah Masjidil Haram. 

Jamaah tak bisa sembarangan keluar masuk Kota Makkah. Pemeriksaan terhadap jamaah yang dicurigai juga sering terjadi. 

Situasi tersebut membuat salah seorang jamaah asal Jakarta, Nadya Kristina, mengurungkan niatnya untuk berjalan-jalan keluar dari hotel tempatnya menginap di wilayah Syisyah. Apalagi ketika Bus Shalawat yang biasa mengantarkannya ke Masjidil Haram berhenti beroperasi sementara menjelang puncak haji. 

"Ketua rombongan saya menganjurkan untuk tidak keluar dari hotel. Dikarantina saya," kata dia saat ditemui di Makkah, Rabu (12/6/2024) malam. 

Jamaah asal Jakarta ini menjelaskan imbauan itu diberikan saat dia belum memiliki smart card. Pemeriksaan yang semakin sering dilakukan pemerintah Arab Saudi membuat nyalinya ciut ketika sempat berpikir nekat untuk pergi ke Masjidil Haram. 

"Banyak pemeriksaan kata ketua rombongan, jadi mending diam di hotel," kata dia sembari memperlihatkan smart card yang baru didapatkannya hari itu. 

Puncak haji akan berlangsung kurang dari 24 jam. Karena itu, jamaah haji diminta untuk beristirahat agar stamina terjaga. 

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berpesan, saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jamaah menjaga kesehatan. “Jaga kesehatan, jaga stamina, hemat energi, masa 2-3 hari ke depan ini untuk memperkuat stamina, banyak istirahat saja, hemat energinya,” ujar Menag saat melakukan peninjauan fasilitas di Arafah, Selasa (11/6/2024) sore.

Kalau perlu jamaah selalu mengenakan masker dan bawa semprotan air. "Yang penting masker ya, karena debu banyak di sini. Untuk menjaga suhu tubuh, biar tidak terlalu panas sehingga menghindarkan dari stroke,” kata Menag. N

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement