Senin 10 Jun 2024 14:37 WIB

Ratusan Hewan Kurban Sakit Diare Hingga Sariawan

Mayoritas kurban masuk kategori tidak layak karena belum cukup umur.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas Suku Dinas ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan memeriksa kesehatan hewan kurban di Cilandak, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Pemeriksaan tersebut untuk menjamin kesehatan hewan kurban yang dijual di Jakarta terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Diseases (LSD) menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Suku Dinas ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan memeriksa kesehatan hewan kurban di Cilandak, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Pemeriksaan tersebut untuk menjamin kesehatan hewan kurban yang dijual di Jakarta terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Diseases (LSD) menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Sebanyak 150 ekor hewan kurban yang dijual di Kota Bandung mengalami sakit ringan. Sementara itu, sekitar 400 ekor hewan lainnya belum cukup umur. Hewan kurban tersebut telah dipisahkan terlebih dahulu untuk dipantau dan apabila sehat kembali akan diperiksa ulang.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Wilsandi Saefulloh mengatakan, pihaknya telah memeriksa 3.400 ekor hewan kurban yang dijual di Kota Bandung hingga Ahad (9/6/2024) malam. Tim memeriksa hewan kurban terdiri dari sapi, kambing dan domba yang dijual dari 73 orang pedagang."Sekitar 150-an (sakit ringan), belum cukup usia 400-an," ucap dia saat dihubungi, Senin (10/6/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan, temuan yang didapat usai pemeriksaan hewan kurban yaitu mayoritas masuk kategori tidak layak karena usia belum cukup umur. Sementara itu, hewan kurban yang sakit hanya mengalami sakit ringan seperti sakit mata, diare ringan atau sariawan. "Kebanyakan masuk kategori tidak layak karena usia belum cukup umur. Kalau yang sakit hanya sakit ringan mungkin karena proses perubahan kondisi lingkungan di sini, atau dalam perjalanan," kata dia.

photo
Infografis hikmah kurban - (Dok Republika)

Wilsandi mengatakan hewan kurban yang sakit akan dipisahkan dari hewan kurban yang sehat. Hewan kurban tersebut akan dipantau kondisi kesehatannya hingga kembali sehat. "Yang sakit belum dikasih kalung sehat minta dipisahkan monitoring kalau ada sembuh periksa lagi kalau sehat dipasang kalung sehat.

Ia mengaku masih terus menyisir penjual yang menjual hewan kurban untuk dilakukan pemeriksaan. Saat ini, penjualan hewan kurban banyak ditempatkan di satu tempat sehingga dalam satu lokasi bisa terdapat beberapa orang pedagang.

Wilsandi menambahkan hewan kurban yang telah sehat dan dinyatakan layak dijual akan dipasang kalung sehat. Pada kalung tersebut, ia mengatakan terdapat barcode yang dapat di-scan oleh masyarakat untuk mengecek data hewan serta membandingkan foto hewan kurban. "Lebih baik masyarakat Kota Bandung cari yang sudah dilabeli kalung barcode e-slamet dicek aplikasi tersebut, data yang ada," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement