Kamis 30 May 2024 14:18 WIB

All Eyes on Rafah Jadi Saksi Persekutuan Jahat Zionis Israel dan Amerika

Aqsa Working Group juga tetap menyeru untuk tetap memboikot zionis Israel.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Demonstran pro-Palestina berunjuk rasa memprotes dukungan Amerika Serikat terhadap Israel dan mengutuk serangan Israel ke Gaza di luar Gedung Putih, Washington DC, Selasa (28/5/2024) waktu setempat. Serangan Israel di Gaza selatan yang menewaskan puluhan warga sipil Palestina mendapat kecaman luas. Pemerintahan Biden mengatakan pada 28 Mei bahwa serangan itu tidak melanggar peringatan Presiden AS Biden terhadap operasi militer besar-besaran di Rafah.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Demonstran pro-Palestina berunjuk rasa memprotes dukungan Amerika Serikat terhadap Israel dan mengutuk serangan Israel ke Gaza di luar Gedung Putih, Washington DC, Selasa (28/5/2024) waktu setempat. Serangan Israel di Gaza selatan yang menewaskan puluhan warga sipil Palestina mendapat kecaman luas. Pemerintahan Biden mengatakan pada 28 Mei bahwa serangan itu tidak melanggar peringatan Presiden AS Biden terhadap operasi militer besar-besaran di Rafah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Aqsa Working Group (AWG) menyampaikan seruan All Eyes on Rafah adalah wujud dari gerakan global atas kebohongan zionis Israel yang menyatakan Rafah adalah zona aman. Padahal sama saja dengan bagian Gaza lainnya, tidak luput dari serangan zionis Israel.

Presidium AWG Anshorullah mengatakan All Eyes on Rafah sarat dengan pesan. Itu adalah ungkapan simpati dan kesedihan atas nasib warga Gaza, Palestina. Luapan kemarahan atas kekejian zionis Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Juga

"Dalam All Eyes on Rafah terkandung juga pesan bahwa dunia menuntut agar genosida ini segera dihentikan," kata Anshorullah kepada Republika, Kamis (30/5/2024).

Anshorullah menambahkan pada All Eyes on Rafah terkandung juga pesan kepada zionis dan Amerika, bahwa dunia menjadi saksi atas genosida itu. Menjadi saksi atas persekutuan zalim zionis Israel dengan Amerika. All Eyes on Rafah berarti juga, dunia tidak akan pernah melupakan dan tidak akan pernah memaafkan.

"Untuk saya, All Eyes on Rafah yang diamplifikasi oleh lebih dari 40.000 warganet adalah bukti bahwa umat manusia bersama rakyat Palestina melawan Zionisme," ujar Anshorullah.

Anshorullah mengungkapkan, kalau boleh menyimpulkan, rasanya dunia belum pernah se-Palestina ini sebelumnya. Aqsa Working Group juga tetap menyeru untuk tetap memboikot zionis Israel dan kucilkan sekutu-sekutunya. Untuk menghentikan Israel, kuncinya adalah boikot global.

"Tetapi boikot itu harus juga dilakukan oleh negara-negara yang masih komitmen pada nilai-nilai kemanusiaan, bukan hanya oleh rakyat biasa," ujar Presidium Aqsa Working Group.

Anshorullah mengatakan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan zionis Israel sebenarnya memiliki kekuatan besar. Mereka secara bersama bisa memaksa zionis Israel untuk hentikan genosida.

Jika tidak, usir pulang dubes Israel. Termasuk juga melakukan upaya hukum melalui Court of Justice (ICJ) seperti yang dilakukan oleh Afsel, Mesir, Meksiko, dan mendukung upaya International Criminal Court (ICC) menangkap Netanyahu.

Selain itu, dikatakan Anshorullah, negara-negara sekutu zionis juga harus dikucilkan. Sudah saatnya negara-negara dunia mengakhiri hegemoni Amerika Serikat (AS) dan Inggris, terutama di Dewan Keamanan PBB.

"Dalam soal Palestina dan Timur Tengah, persekutuan AS, Inggris dan Israel hanya membawa malapetaka," kata Anshorullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement