Sabtu 04 May 2024 19:11 WIB

Muslimat NU Dorong Gerakan Ekonomi Sirkular

Menurut Khofifah, ekonomi sirkular penting dalam rangka mewujudkan ekonomi hijau.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa dalam Acara Halal bi Halal PP Muslimat NU, di Gedung Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta, Sabtu (4/5/2024).
Foto: Republika/Rahmat Fajar
Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa dalam Acara Halal bi Halal PP Muslimat NU, di Gedung Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta, Sabtu (4/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mendorong berkembangnya ekonomi sirkular di masyarakat.

Ekonomi sirkular adalah sebuah sistem ekonomi dengan tujuan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang mempertahankan nilai produk, bahan dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin. Hal ini meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan.

Baca Juga

Khofifah pun mencontohkan kalung warna-warni yang terbuat dari olahan barang di Jombang, Jawa Timur. Kalung tersebut diolah dijadikan kalung dan bertahan lama. Ketahanan tersebut. Menurut Khofifah, ekonomi sirkular penting dalam rangka mewujudkan ekonomi hijau.

Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024 ini mengklaim Muslimat NU telah lama bergerak mewujudkan ekonomi hijau. Ia mencontohkan pengelolaan bank sampah di beberapa wilayah. Bahkan pengelolaan sampah sudah berjalan di sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak.

"Ini proses-proses kecil yang bisa kita lakukan," ujar Khofifah dalam Acara Halal bi Halal PP Muslimat NU, di Gedung Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta, Sabtu (4/5/2024).

Khofifah menambahkan ekonomi sirkular adalah gerakan kecil yang bisa dilakukan masyarakat untuk mewujudkan ekonomi hijau. Ia meyakini gerakan kecil pun akan memberikan sumbangsih besar. Sementara untuk urusan yang lebih besar agar dilakukan oleh lembaga yang lebih besar.

Ekonomi hijau kini menjadi isu bersama di dunia dalam rangka merespons kerusakan lingkungan yang kian parah. Sebab, kerusakan lingkungan yang juga diakibatkan oleh manusia mengancam kehidupan bumi dan manusia sehingga perlu penyelematan bersama.

Isu ini menekankan agar aktivitas ekonomi tidak sekadar menitikberatkan kepada kesejahteraan dan kesetaraan sosial. Tetapi juga bagaimana aktivitas ekonomi hijau dapat pula mengurangi risiko lingkungan secara signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement