Kamis 18 Apr 2024 22:34 WIB

Iran-AS Berkomunikasi Sebelum dan Sesudah Serangan ke Israel

AS merupakan sekutu utama Israel.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Alutsista Iran (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Alutsista Iran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Diplomat Iran mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa negaranya  tidak ingin melakukan eskalasi konflik setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Israel. 

Republik Islam Iran melakukan serangan langsung pertamanya terhadap Israel dengan cara menembakkan drone dan rudal. Serangan tersebut telah ditanggapi oleh Panglima Militer Israel dan berencana melakukan serangan pembalasan atas serangan udara yang telah diluncurkan pada tanggal 1 April lalu terhadap konsulat Teheran di Damaskus. Iran menyalahkan Israel atas serangan tersebut.

Baca Juga

“Kami mencoba untuk memberi tahu Amerika Serikat dengan jelas, bahwa Iran tidak ingin memperluas ketegangan di kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir, pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, dilansir dari GulfNews, Kamis (18/04/2024).

Iran dan Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik sejak tahun 1980, namun Swiss yang netral mewakili kepentingan Washington di Iran. Baik AS maupun Iran telah menyinggung peran Swiss sebagai perantara.

Menurut Hussein, Iran berkomunikasi dengan Washington saat sebelum dan sesudah melancarkan serangannya kepada Israel. Iran memberitahu Amerika Serikat bahwa kebutusan negara Iran menanggapi Israel telah mencapai final dan masalah tersebut telah selesai menurutnya.

Penyerangan Iran terhadap Israel menyebabkan seorang gadis terluka parah namun hanya menimbulkan sedikit kerusakan. Serangan ini menyusul serangan di Damaskus yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal.

“Sebelum operasi, kami dengan jelas mengatakan kepada pihak Amerika bahwa kami tidak akan menargetkan pangkalan dan kepentingan Amerika di kawasan,” kata Hussein.

Republik Islam tersebut merayakan serangan itu sebagai keberhasilan, namun Presiden Ebrahim Raisi memperingatkan akan adanya pembalasan yang lebih keras lebih lanjut yang akan dilakukan Israel. Selama perjalanannya ke New York, Hussein Amir dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan rekan-rekannya dari negara lain.

Amerika Serikat, sekutu utama Israel, mengatakan pihaknya akan segera menjatuhkan sanksi baru terhadap program rudal dan drone Iran menyusul serangan terhadap Israel dan mengharapkan sekutunya untuk mengambil tindakan serupa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement