Kamis 04 Apr 2024 21:27 WIB

Relawan NU akan Bangun Huntara untuk Warga Bawean Terdampak Gempa

Sejumlah rumah warga terdampak parah gempa di Bawean

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Warga melintas di dekat Masjid Jamik Al Muhajirin yang sebangian bangunannya roboh akibat gempa di Dusun Balikbakgunung, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Ahad (24/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat sebanyak 4.085 rumah, 138 rumah ibadah, 68 sekolah, dan 12 perkantoran di Kecamatan Sangkapura dan Tambak mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Foto: ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Warga melintas di dekat Masjid Jamik Al Muhajirin yang sebangian bangunannya roboh akibat gempa di Dusun Balikbakgunung, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Ahad (24/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat sebanyak 4.085 rumah, 138 rumah ibadah, 68 sekolah, dan 12 perkantoran di Kecamatan Sangkapura dan Tambak mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Setelah sebelumnya mendistribusikan bantuan logistik, melakukan pendataan, dan intervensi kesehatan, relawan gabungan NU Peduli akan mulai membangun hunian sementara (Huntara) untuk penyintas yang masih berada di tenda-tenda pengungsian di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.

 

Baca Juga

Relawan dari Gusdurian Peduli, Aak Abdul Kudus mengatakan, Huntara perlu segera dibangun guna memenuhi hajat hidup dasar para penyintas. Sebab kehidupan di pengungsian komunal memungkinkan tidak terpenuhinya kebutuhan dan berpotensi terjadinya konflik antarindividu dan keluarga. 

“Setelah kami memantau dalam sepekan terakhir dan melakukan diskusi dengan warga, diputuskan untuk segera membangun Huntara. Ini adalah inisiasi NU peduli mendorong masyarakat membuat Huntara,” ujar Aak dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/4/2024).

Dia menjelaskan, Huntara dapat dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang dekat dengan masyarakat seperti kayu sisa bangunan dan terpal. Sementara tenaga yang dibutuhkan akan dibantu oleh warga setempat. 

“Kita sudah melakukan koordinasi dengan warga di tiga desa terdampak paling parah di Bawean. Warga sudah sepakat dan telah menentukan titik utama untuk membuat prototypenya,” ucap Aak.

Sementara itu, koordinator relawan NU untuk desa Telukjati Dawang kecamatan Tambak, Ali Subhan mengatakan warga desa Telukjati Dawang telah menyepakati titik pembangunan huntara percontohan. 

“Huntara yang dibangunkan pertama akan untuk warga yang paling membutuhkan. Di sana (telukjati Dawang) ada ibu hamil yang sebentar lagi akan melahirkan. Itu yang kita prioritaskan,” ucap Ali. 

Dia menambahkan, ukuran Huntara yang disepakati adalah ukuran 4x6 meter persegi. Lokasi pembangunan ditentukan oleh warga berdasarkan kebutuhannya. Pembangunan akan dilakukan secara gotong royong oleh warga sendiri. 

Sebelumnya, relawan NU telah memutuskan akan memfokuskan advokasi pada tiga titik terparah di tiga desa terdampak yakni dusun Dedawang desa Telukjati Dawang kecamatan Sangkapura, dusun Rabe desa Lebak serra dusun Parapat Tunggal desa Dekatagung kecamatan Sangkapura.

Relawan NU peduli Gempa Bawean sendiri terdiri dari sejumlah unsur di internal NU yang bekerja sama dengan berbagai lembaga lain. Aktivitas relawan NU berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak yang utamanya masih berada di tenda pengungsian.

Setelah adanya gempa besar pada Jumat (22/3/2024) lalu, gempa susulan masih melanda Bawean. Pada Rabu (3/4/2024), Badab Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih mencatat adanya gempa bumi dengan kekuatan 5,2 magnitudo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement