Sabtu 30 Mar 2024 15:35 WIB

Miss Universe dari Saudi Tunjukkan Saudi Semakin Terbuka dan Mengakomodasi Perubahan

Saudi akan terus mengembangkan budaya.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Perwakilan Arab Saudi dalam kontes kecantikan Miss & Mrs Global Asian 2024, Rumy Al-Qahtani mencuri perhatian dunia maya pada Ahad (24/3/2024).
Foto: Platform X Life in Saudi
Perwakilan Arab Saudi dalam kontes kecantikan Miss & Mrs Global Asian 2024, Rumy Al-Qahtani mencuri perhatian dunia maya pada Ahad (24/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumy Al-Qahtani model dari Arab Saudi merupakan Miss Universe mewakili Arab Saudi yang pertama. 

Dilansir dari al-arabiya, seorang model dari Arab Saudi ini akan mewakili Kerajaan dalam debut Miss Universe sebagai acara kontes tahunan di Meksiko pada bulan September. Rumi termasuk di antara para veteran kontes kecantikan yang telah mewakili Kerajaan Arab Saudi di berbagai East. 

Baca Juga

Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sarah Hajar Mahmudah merespons kabar Arab Saudi yang pertama kali mengikuti ajang Miss Universe pada tahun 2024 ini. Menurutnya, gaya hidup bebas di Arab Saudi seperti cara berpakaian khususnya perempuan yang tidak mengenakan jilbab sudah ada sebelum fenomena Arab Saudi yang mengikuti Miss Universe untuk pertama kalinya. Karena, kehidupan Arab yang seringkali orang lain bayangkan mungkin sangat Islami, khususnya dari cara berpakaian ternyata hanya terpusat di Mekkah dan Madinah. 

“Di luar kota, apalagi di kota-kota besar seperti Riyadh tidak beda dengan kota metropolitan lainnya di dunia,” kata Sarah, Jumat (29/3).

Menurut pengalaman Sarah saat ke Arab Saudi di penerbangan Jeddah, ia menemukan banyak orang Arab yang berpakaian kasual, bahkan tidak jarang yang menggunakan tank top atau rok mini. Namun, berbeda ketika penerbangan menuju Madinah, Sarah menemukan hampir semua orang berpakaian cenderung lebih tertutup. 

“Artinya gaya berpakaian di Arab memang tidak semuanya menggunakan pakaian Islami,” ucapnya. 

Sarah menambahkan, walaupun Arab Saudi menganut sistem kerajaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Akan tetapi pada praktiknya tidak selalu sesuai dengan ketentuan yang mereka terapkan. Karena sebuah negara terdiri dari beragam orang atau heterogen, ada yang alim dengan mengikuti aturan-aturan keagamaan, ada juga yang cenderung lebih santai bahkan bebas. 

“Menurut saya itu hal yang wajar dan banyak ditemui di berbagai belahan dunia,” tambahnya. 

Di sisi lain, Sarah menuturkan, Pangeran Muhammad bin Salman juga mempunyai peran dalam memodernisasi Arab Saudi. Salman banyak mengeluarkan kebijakan yang baru, seperti mengizinkan perempuan menyetir, pelaksanaan konser, dan lain sebagainya. 

Walaupun gaya hidup beberapa orang Arab Saudi yang bebas itu sudah ada sejak lama, kata Sarah, tapi mereka tidak secara terang-terangan menunjukkan di mata internasional. Hal tersebut terjadi karena kebijakan dari Salman yang mempengaruhi bagaimana Arab Saudi menampilkan sisi lain dari negaranya selain keislaman, salah satunya keterlibatan Miss Universe Arab Saudi untuk pertama kalinya. 

Dosen Hubungan Internasional itu menyampaikan, keterlibatan Arab Saudi dalam Miss Universe merupakan hal baru dan menunjukkan negara tersebut saat ini menjadi inklusif. 

Lebih lanjut, Sarah menjelaskan, Arab Saudi secara sejarah merupakan tempat istimewa karena menjadi lokasi kelahiran agama Islam. Namun, tidak perlu dijadikan seakan-akan mempunyai otoritas tertinggi dalam beragama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement