REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurma identik dengan Ramadhan. Karena, kurma disunahkan Nabi untuk dikonsumsi pada saat berbuka puasa. Hal ini telah diamalkan oleh sebagian besar umat Islam di seluruh dunia.
Pengekspor kurma terbesar di dunia adalah Tunisia, Mesir dan Arab Saudi. Negara pengekspor kurma yang menduduki peringkat teratas adalah Palestina dan Israel.
Kini, lebih dari sebelumnya, konsumen Muslim sadar untuk membeli kurma Ramadhan yang bersumber secara etis dan ditanam secara berkelanjutan. Ketika membeli kurma Palestina, mereka memastikan kurma tersebut dibeli dari merek yang mengambil kurma dari petani Palestina.
Dengan membuat pilihan secara sadar ketika membeli kurma Palestina, para aktivis mengatakan konsumen tidak hanya memastikan petani Palestina dan pemasok milik warga Palestina dibayar secara adil. Hal ini juga berarti konsumen menghindari pendanaan untuk pertanian yang terletak di permukiman ilegal dan lahan pertanian Palestina yang dirampas oleh Israel, yang sering kali mempekerjakan anak-anak.
“Di dunia yang saling terhubung saat ini, daya beli adalah alat untuk melakukan perubahan dan setiap kali konsumen melakukan pembelian, mereka pada dasarnya memberikan suara untuk dunia yang mereka impikan,” kata perusahaan sosial yang berbasis di Inggris Zaytoun kepada The New Arab, Senin (18/3/2024).
Zaytoun merupakan perusahaan yang didirikan pada 2004 dengan misi mendukung komunitas produsen Palestina melalui perdagangan yang adil.
Pertimbangan asal kurma untuk berbuka puasa...