REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ambulans Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) hasil donasi dari masyarakat Indonesia untuk warga Gaza menjadi target penjajah Israel. Sekretaris Jenderal BSMI Muhammad Rudi yang mendapatkan informasi dari mitra, mengatakan, ambulans tersebut hancur.
Rudi menjelaskan, ambulans BSMI hasil kerjasama dengan Wakaf Salman dan Badak LNG yang dibom tersebut kini teronggok saja di tengah jalan di antara puing-puing bangunan. "Kami mendapatkan informasi jika ambulans BSMI yang dikirim masuk ke Gaza pada 2021 lalu telah hancur ditarget penjajah. Kondisinya sudah hancur total," kata Rudi dalam keterangannya, Ahad (17/3/2024).
Meski demikian, Rudi menjelaskan, tidak ada korban jiwa baik petugas medis maupun warga sipil yang menggunakan ambulans tersebut. Ia mengatakan, sejak peristiwa 7 Oktober sebenarnya ambulans BSMI sudah pernah sekali rusak karena membawa pasien korban serangan dan mengalami tabrakan.
"Pernah rusak sekali dan pintunya harus dipasang di posisi tidak sebenarnya namun demikian ambulans itu masih berfungsi. Tapi yang kedua ini serangan zionis menghancurkan ambulans BSMI hingga tidak berbentuk," sebut Rudi.
Rudi mengutuk Israel yang menargetkan ambulans dan tenaga medis yang tengah bertugas di Gaza. Menurut Rudi, sudah berkali-kali serangan terhadap tenaga medis dan ambulans terjadi namun tidak ada sanksi yang diberikan kepada Israel.
Di sisi lain, BSMI telah menyiapkan ambulans bantuan yang saat ini masih menunggu antrian di Rafah untuk bisa masuk ke Gaza guna membantu mengangkut para korban. "Sebelum kami mendapatkan kabar ambulans BSMI hancur, kami sudah menyelesaikan perakitan ambulans baru di Mesir dan siap masuk dikirim bersama ambulans lainnya, namun hingga kini kami masih menunggu ambulans tersebut diizinkan masuk," jelas Rudi.